Para ekonom memandang IHK inti sebagai indikator inflasi mendasar yang lebih baik daripada IHK keseluruhan. Angka keseluruhan terjadi deflasi 0,1% dari bulan sebelumnya. Sekaligus ini merupakan penurunan pertama sejak awal pandemi, Mei 2020.
Hingga pukul 9.50 WIB, setelah pengumuman inflasi AS semalam, berikut pergerakan harga saham empat bank besar berdasarkan data Bloomberg.
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 2,25% ke level Rp4.980
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melesat 2,06% ke level Rp4.940
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melaju kenaikan 1,17% ke level Rp6.475
Angka-angka yang dirilis pada Kamis menunjukkan inflasi kini kembali mereda setelah sempat meningkat pada awal tahun, sementara aktivitas ekonomi yang lebih luas tampaknya melambat. Pada Rabu sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell memaparkan kesaksian hari kedua di Washington, di mana dia mengatakan Bank Sentral tidak memerlukan inflasi di bawah 2% sebelum menurunkan suku bunga.
Setelah rilis data tersebut, para trader memperkirakan Bank Sentral akan memangkas suku bunga pada September sebagai kemungkinan yang paling besar.
Mengutip CME FedWatch Tools pagi ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September melonjak ke angka keyakinan tertinggi 84,6% lebih tinggi dari sebelumnya yang sempat menyentuh 60%.
Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat November. Peluangnya menanjak menjadi 52,5%. Yang ketiga, diprediksi akan ada pemangkasan lagi 25 bps ke 4,50-4,75% pada rapat Desember, probabilitasnya meninggi mencapai 44,9%.
Pasar Swap memperkirakan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada tahun 2024– dan kemungkinan besar pemangkasan pertama akan dilakukan pada September.
(fad)