Logo Bloomberg Technoz

Peluang Fed Rate Turun September Tembus 85%, Rupiah Bisa Melesat

Tim Riset Bloomberg Technoz
12 July 2024 07:35

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan dalam perdagangan hari ini terungkit oleh data deflasi Amerika Serikat (AS) pada Juni yang mengonfirmasi disinflasi lebih lanjut di tengah tingkat pengangguran negeri itu yang makin tinggi.

Kombinasi keduanya memperkuat ekspektasi penurunan bunga Federal Reserve pada September dengan probabilitas mencapai 85%.

Indeks dolar AS langsung turun ke 104,34, terendah sejak awal Juni, memberi ruang semakin luas bagi valuta emerging market untuk bangkit menguat termasuk rupiah. Di pasar forward, rupiah ditutup menguat 0,64% di bursa New York dini hari tadi di kisaran Rp16.106-Rp16.113/US$.

Pagi ini rupiah offshore bergerak stabil di kisaran Rp16.115/US$. Level itu lebih kuat dibanding posisi penutupan pasar spot kemarin di Rp16.195/US$.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan dengan target potensial terdekat menuju Rp16.140/US$ hingga mencapai Rp16.100/US$.