Dia mengatakan pernyataan sejumlah pejabat WHO baru-baru ini yang tidak menganggap penting langkah misi bersama itu sebagai "penghinaan besar kepada semua ilmuwan yang ikut dalam proyek penyisiran itu."
"Kami mendesak sejumlah orang di WHO untuk kembali ke posisi ilmiah dan impartial, bukannya menjadi alat mempolitisasi asal usul Covid oleh sejumlah negara, baik secara sukarela atau karena dipaksa," kata Shen, Sabtu (8/4) di Beijing.
Pernyataan Shen ini dikeluarkan beberapa hari setelah ketua teknis Covid-19 WHO Maria D. Van Kerkhove menulis sebuah opini bahwa pembagiaan sejumlah sampel dari pasar makanan di Wuhan tiga tahun setelah dikumpulkan adalah tindakan tidak mau membuka data yang "tidak bisa diterima."
Dia mengatakan misi bersama WHO-China di awal pandemi dikritik keras karena kurang ada akses ke data mentah terkait kasus pertam covid di China yang hingga kini masih belum dibuka.
Bulan lalu, sekelompok ilmuwan internasional menemukan data specimen yang diambil tiga hun lalu dari pasar di Wuhan itu diunggah oleh para peniliti China ke pusat data genome global GISAID.
Analisis independen mereka memperlihatkan bukti keberadaan virus itu bersama dengan materi gen dari sejumlah binatang termasuk anjing rakun, yang merupakan data terkuat untuk mendukung teori bahwa virus itu ditularkan dari hewan ke manusia di pasar tersebut.
Para peneliti China yang dipimpin oleh mantan direktur CDC negara itu George Gau Fu, berargumentasi bahwa sampel-sampel itu tidak cukup kuat untuk membuktikan bahwa wabah Covid dimulai di lokasi tersebut akibat penularan virus dari hewan ke manusia.
Dalam jumpa pers Sabtu (8/4) para peneliti China itu kembali menekankan kesimpulan bahwa tidak ada cukup bukti bahwa virus Covid berasal dari anjing rakun dan menular ke manusia di pasar Wuhan.
Zhou Lei, peneliti di CDC China, menghimbau agar penelusuran asal muasal Covid diperluas ke negara lain karena berbagai studi seperti pemeriksaan darah yang didonasi sebelum Desember 2019, penelusuran rantai pasok perdagangan hewan dan pemeriksaan kelelawar di China gagal menemukan jejak virus corona.
(bbn)