Namun, kata Bahlil, Indonesia saat ini juga sudah memiliki investasi ekosistem baterai mobil di Karawang dari Korea Selatan, yakni PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power, dengan nilai investasi sebesar Rp160 triliun.
“Kemarin kita sudah resmikan pabrik baterai pertama di Asia Tenggara dan terbesar di Indonesia, di Karawang. Ini yang dunia takut kita. Sebentar lagi di CATL, akan membangun itu. Ini yang dunia takut kita,” ujarnya.
Kementerian Perdagangan mengatakan proses litigasi atau banding yang dilakukan oleh Indonesia terhadap keputusan WTO yang berkaitan dengan nikel masih berlanjut.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Internasional Bara Krishna Hasibuan mengatakan saat ini proses litigasi tersebut masih menunggu terbentuknya dewan banding atau appellate body WTO.
Sejalan dengan itu, Indonesia dan UE juga berupaya untuk mencari amicable solution. Namun, Bara enggan menjelaskan dengan lengkap perihal negosiasi yang dilakukan karena pembicaraan masih berlangsung.
“Detailnya seperti apa tidak bisa diungkapkan karena pembicaraan masih berlangsung,” ujar Bara kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (12/6/2024).
(dov/wdh)