Logo Bloomberg Technoz

"Kesuksesan Vision Pro, berapa pun harganya, pada akhirnya akan bergantung pada konten yang tersedia,” kata Francisco Jeronimo, wakil presiden IDC. “Saat Apple memperluas produknya ke pasar internasional, sangat penting untuk menyediakan konten lokal.”

Perkiraan penjualan produk baru Vision Pro Apple Inc berdasarkan proyeksi IDC.

Tanggapan awal terhadap headset Apple sangat beragam. Banyak reviewer dan pengguna awal memuji teknologi canggihnya, namun beberapa penggemar berat Apple kini mengembalikan perangkat tersebut.

Bobotnya berat hingga kurangnya aplikasi dan konten video yang disesuaikan adalah salah satu alasan utama orang berpaling dari gadget ini.

Vision Pro tidak memberikan peningkatan yang nyata pada pendapatan kuartalan Apple setelah debut Vision Pro.

Awal yang kurang mengesankan ini telah mendorong pemikiran kembali di kalangan manajemen Apple, dengan perusahaan merencanakan versi perangkat yang lebih ramah anggaran. 

Jeronimo dari IDC memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat dua kali lipat saat produk ini diluncurkan pada paruh kedua tahun depan.

Vision Pro merupakan perangkat Apple Inc yang rilis bulan Februari sebagai upaya meningkatkan produksi perangkat yang diklaim membawa pengalaman baru ganda —mixed-reality— dan bukan virtual reality seperti produk-produk kompetitor sebelumnya.

Di awal tahun pabrik perakitannya di China terus mengejar produksi Vision Pro agar unit-unit yang dipesan oleh pelanggan siap pada akhir Januari, dengan debut ritel yang direncanakan pada bulan berikutnya, dilaporkan Bloomberg News sebelumnya.

Produk baru terbesar Apple Inc dalam beberapa tahun terakhir sebelumnya diperkirakan tidak akan menghentikan laju penjualannya yang lambat hingga peluncuran model yang lebih murah di 2025.

(bbn)

No more pages