Namun, perjalanan Apple di China mengalami tekanan baru-baru ini. Menurut sejumlah sumber yang mengetahui operasi Apple, saat Cook tengah ‘bekerja’ membina hubungan dengan Beijing, para eksekutif Apple juga sedang membuka peluang kerja sama dengan negara lain. Maksud dari langkah ini adalah memutus ketergantungan dengan China.
Pihak Apple tidak memberi komentar atas kabar tersebut.
Upaya diversifikasi Apple menjadi penting saat ini karena hubungan dagang AS dan China terus merenggang. Tensi keduanya tinggi selama kepemimpinan Presiden DOnald Trump, bahkan makin menjadi selama pandemi berlangsung.
Tahun 2020, Cook mengatakan bahwa setiap perubahan pada rantai pasok Apple selama Covid-19 mungkin tidak lebih dari ‘menyesuaikan beberapa tombol’, namun jelas sesuatu yang lebih sedang terjadi.
Langkah Apple terus dibicarakan. Apple disebut akan memindahkan pusat produksi di India, khususnya untuk iPhone dan aksesorisnya, Vietnam untuk perakitan Airpod dan Mac, Malaysia untuk produksi sejumlah Mac, dan Irlandia di mana para pemasok sedang membuat iMac yang relatif lebih mudah diproduksi dan yang lebih sederhana.
Para manajer di departemen operasi Apple telah menginstruksikan para karyawan untuk fokus pada sumber tambahan komponen dan menemukan jalur produksi di luar China untuk produk-produk baru di 2024 meski perusahaan juga berencana untuk mempertahankan operasi ekstensif di negara tersebut.
Dengan keterlibatan langsung Cook, Apple juga mengumpulkan ratusan karyawan di ‘tim macan’ untuk mengatasi kelemahan pada rantai pasok yang selama ini berjalan. Hal tersebut jadi pengembangan atas usaha mereka mendirikan toko di pabrik-pabrik para pemasok di China dan sejumlah negara lain. Apple sedang merevisi perkiraannya, komponen demi komponen, untuk mengantisipasi potensi kelangkaan.
Apple juga tengah mencari sejumlah cara untuk mengurangi ketergantungan pada Taiwan, di mana produsen chip raksasa TSMC Ltd., membuat banyak semikonduktor penting untuk semua produk rilisan perusahaan.
Upaya ini didorong atas kekhawatiran tensi geopolitik di Taiwan. Apple bersiap memproduksi sejumlah kecil chip di pabrik TSMC di Arizona mulai tahun depan.
Pergeseran produksi chip dapat menjadi lebih menantang dari relokasi perakitan perangkat, namun, mengingat tidak banyak pilihan. Hal ini juga jadi prioritas. Seorang sumber yang mengetahui operasi Apple memprediksi bahwa, jika produksi chip di sana menurun, akan dibutuhkan hampir satu tahun untuk meningkatkan kapasitasnya kembali.
Meskipun demikian, Apple bergerak dengan hati-hati. Apple mengantisipasi reaksi China jika pihaknya memindahkan terlalu banyak kapasitas ke negara lain atau melakukan transisi terlalu cepat.
Para konsumen di China dapat berpaling dari produk-produk rancangan AS di tengah meningkatnya semangat nasionalisme. Perusahaan juga mempertimbangkan kemampuannya menghasilkan produk kualitas tinggi di Vietnam, dan khususnya Malaysia, mengingat kondisi manufaktur di kedua negara tersebut masih di bawah China.
Selain itu, ada keseimbangan yang harus dijaga di dalam Apple sendiri. Apalagi beredakaan tim-tim yang telah memiliki prioritas dan objektif yang berbeda. Tim pengadaan, yang mencari suku cadang dapat pergi kemanapun di dunia untuk komponen yang diperlukan. Namun, tim perakitan produksi dengan tempat yang baru perlu mengalokasikan energi, sumber daya manusia, uang yang tidak sedikit dalam penyiapan jalur produksi baru.
Tim pengembangan produk juga dapat melonggarkan standar kualitas atau menghilangkan fitur, yang sebelumnya dianggap perlu, karena kebijakan perakitan produk Apple di luar China. “Ada pertukaran antara diversifikasi dan rekayasa,” kata seorang sumber yang mengetahui perbincangan ini.
Percobaan pemindahan sejumlah operasi manufaktur dan perakitan telah terjadi di Apple selama lebih dari satu dekade. Di 2012, Apple bekerja sama dengan Foxconn, yang merupakan supplier terbesar mereka, untuk membuat beberapa model iPhone di Brazil. Tujuannya kala itu menghindari tarif impor.
Pada tahun berikutnya, sebagai respon dari tekanan politik domestik, Apple mulai memproduksi Mac Pro di pabrik Flex Ltd. di Texas. Tak satupun proyek tersebut berjalan lancar. Apple telah memangkas produksi Mack Pro di AS dan saat ini hanya melakukan perakitan token perangkat di negara tersebut.
Lebih jauh lagi, pergeseran telah dimulai pada 2017 ketika Apple membuat sejumlah iPhone segmen low-end di India. Hal tersebut tidak melemahkan ketergantungannya terhadap China pada saat itu.
Analisis Bloomberg Intelligence menemukan bahwa jumlah pemasok China naik dari 2017 hingga 2020, sementara jumlah pemasok di negara-negara lain mengalami penurunan. Operasi-operasi yang telah berlangsung perlahan sejak saat itu, kini menjadi dasar bagi banyaknya usaha Apple untuk memindahkan produksi mereka di luar China.
Apple mampu melalui tantangan bisnis di awal pandemi, namun menjadi menumpuk saat Covid terus saja terjadi tanpa ada kepastian kapan berakhir. Pada 2022, Apple menghadapi penundaan dan kelangkaan bahan baku hingga proyek pembaharuan MacBook Air tertunda selama beberapa minggu. Hal ini dipicu juga oleh kasus Covid-19 yang naik, hingga pabrik pabrik-pabrik Quanta Computer Inc. tutup.
Pabrik Foxconn di mana perangkat iPhone 14 Pro dibuat, juga ditutup atas alasan yang sama. Hal ini mengakibatkan komplikasi pasokan hingga 2023. Pendapatan Apple di kuartal liburan 2022 anjlok kedua kalinya di era iPhone.
Apa yang terjadi pada Foxconn membawa risiko akan gangguan besar Apple untuk terus menghasilkan produk. Hal ini menjadi validasi rencana perusahaan untuk membagi tempat produksi produk Apple di luar China. Rencana paling ambisius adalah pengembangan pabrik baru di India. Di sana Apple dapat bekerja sama dengan berbagai mitra dalam pembuatan iPhone, Airpods, Apple Pencils, juga komponen Apple Watch, iPad, serta Mac.
Apple telah menjadi komunikasi dengan mitra, Foxconn, Pegatrin, dan Wistron untuk mengembangkan produk di India. Bahkan Tata siap masuk sebagai mitra pemasok baru di India dengan tanggung jawab membuat perangkat iPhone dan juga merakit seluruh produk.
Tahun 2022 produksi Apple di India mencapai 6,5 juta unit lebih dari total 200 juta produk yang mereka buat di dunia. Target produksi tahun ini bahkan sudah ditetapkan, 10 juta unit. Orang yang terlibat dalam proses bahkan percaya produksi tahun depan bisa lebih dari 15 juta unit. Beberapa pihak lain percaya Apple terus meningkatkan kuota produksi iPhone di India hingga 25% pada 2025, jika berpatokan pada timeline yang agresif.
Menurut sejumlah orang yang mengetahui rencana tersebut, Apple telah berdiskusi untuk memindahkan produksi iPad dan Apple Watch ke India, namun langkah tersebut tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Perbedaan antara ponsel standar dan ponsel kelas atas Apple didasarkan pada material yang digunakan. Ponsel kelas atas seperti iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max, memiliki casing baja tahan karat. Untuk model yang kurang premium dan model lama masih diproduksi menggunakan alumunium.
Perusahaan telah berdiskusi untuk memindahkan mayoritas produksi alumunium iPhone ke luar China. Beberapa executive yang menghasilkan produk Apple telah dipindahkan ke India, setelah bekerja di China selama 15 tahun. Rob York, eksekutif senior manufaktur yang bertanggung jawab menghasilkan eksterior iPhone, Apple Watch, dan perangkat lainnya, serta Priya Balasubramaniam, executive dibalik keseluruhan produksi iPhone dan perangkat lainnya telah berkunjung ke India secara reguler.
Selama beberapa tahun terakhir, Apple telah memproduksi iPhone terbaru batch awal di China, lalu bertahap memproduksi batch lanjutan di India. Perusahaan mempunyai target pengiriman iPhone 15 sudah bisa dapat menyalurkan iPhone 15 dari kedua negara secara bersamaan. Sementara, model iPhone 15 Plus dan iPhone 15 Pro titanium akan masih diproduksi hanya di China.
Proses pembuatan casing iPhone 15 di India telah dimulai dan komponen-komponen untuk perangkat tersebut telah dibuat secara lokal oleh sejumlah pemasok, seperti Jabil. Mereka pula yang membuat stylus Apple Pencil dan merakit AirPods, seperti rencana Apple.
Meski demikian, Apple telah menghadapi tantangan kontrol kualitas pada pemasok India. Tahun lalu, perusahaan menyetujui produksi dari India untuk menghasilkan beberapa model tertentu, seperti iPhone SE seri warna hitam dan starlight.
Apple ingin membuat rangkaian komponen dan produk yang lebih luas di India. Supplier seperti Salcomp Manufacturing India Pvt Ltd. akan memproduksi charger, kabel, dan kotak iPhone, dan terus akan berkembang. Perusahaan juga sedang mendiskusikan memperluas produksi seperti komponen plastik dan metal, kaca penutup dan sekrup di India.
Memfasilitasi penciptaan jaringan pemasok yang di China adalah kunci untuk proyek Tim Cook dalam membangun kapasitas Apple di sana. Kini, itulah pekerjaan utama bos Apple.
(tar/wep)