Bloomberg News
Bloomberg, Regulator keuangan China meminta sejumlah pemberi pinjaman perdesaan untuk memperpendek durasi rata-rata kepemilikan obligasi mereka. Pasalnya pihak berwenang berusaha melindungi sektor perbankan di tengah reli tanpa henti di pasar utang.
Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, cabang-cabang lokal Administrasi Regulator Keuangan Nasional (National Financial Regulatory Administration/NFRA) memeriksa investasi obligasi bank-bank di antara banyak hal lainnya selama pemeriksaan bulanan.
Langkah ini mengikuti permintaan serupa yang dibuat oleh bank sentral, kata orang-orang itu, yang tidak mau disebutkan namanya karena masalah ini belum diumumkan kepada publik.
Minggu lalu, People's Bank of China (PBOC) mengatakan bahwa mereka memiliki "ratusan miliar" yuan sekuritas yang dapat dijual untuk meredam reli. Lonjakan obligasi telah dipicu oleh kekhawatiran atas ekonomi terbesar kedua di dunia dan kurangnya peluang investasi alternatif di dalam negeri, dan peningkatan penjualan surat utang negara telah gagal untuk memperlambatnya.
Kemerosotan imbal hasil telah menjadi perhatian para pembuat kebijakan yang khawatir akan terbentuknya gelembung di pasar dan kerugian bagi para investor jika imbal hasil meningkat tajam di masa depan.

Gubernur PBOC Pan Gongsheng mengatakan pada Juni bahwa bank sentral memantau investasi obligasi oleh institusi-institusi keuangan non-bank dengan saksama. Pasalnya mereka yang memiliki obligasi jangka menengah dan jangka panjang dalam jumlah besar dapat menghadapi risiko-risiko suku bunga.
Bank-bank sentral harus belajar dari runtuhnya Bank Silicon Valley dan mengoreksi setiap peningkatan risiko pasar keuangan secara tepat waktu. NFRA tidak segera membalas permintaan komentar.
"Hal ini diyakini sebagai bagian dari reaksi kebijakan untuk mendinginkan spekulasi panas pada imbal hasil jangka panjang baru-baru ini," kata Zhaopeng Xing, senior China Strategist di ANZ Bank China Co.
Xing terus melihat level terendah 2,25% untuk imbal hasil obligasi China bertenor 10 tahun. Hal ini sesuai dengan level yang diperkirakan oleh para pengamat pasar dalam survei Bloomberg yang dapat mendorong PBOC untuk menjual obligasi. Imbal hasil obligasi 10-tahun China sedikit berubah pada 2,26% pada Kamis (11/7/2024), tidak jauh dari rekor terendah 2,18%.
(bbn)