Logo Bloomberg Technoz

Pepet AS, RI Masih Sulit Gaet Investor Mineral Kritis Non-China

Dovana Hasiana
11 July 2024 14:10

Ilustrasi bahan mineral kritis (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi bahan mineral kritis (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Indonesia dinilai masih diadang sederet masalah yang menghambat upaya pemerintah menarik investasi mineral kristis dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya. Salah satunya berkaitan dengan standar environmental, social and governance (ESG).

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan, berbeda dengan pemodal China, investor Barat lebih menekankan penerapan standar ESG dan standar lainnya. Sementara itu, saat ini belum semua perusahaan tambang di Indonesia yang menerapkan standar tersebut.

“Saat ini belum semua perusahaan tambang di Indonesia yang menerapkan standar tersebut. Hanya perusahaan besar dan terafiliasi dengan investor Barat saja yang sudah menerapkan standar tersebut,” ujar Rizal kepada Bloomberg Technoz, Kamis (11/7/2024).

Alasan kedua yang membuat terhambatnya investasi dari AS dan negara Barat lainnya adalah perizinan dan birokrasi yang belum efisien di Indonesia. 

Timbunan bijih nikel mentah di area laydown PT Sulawesi Resources di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Untuk mengusahakan penambangan mineral di Indonesia, kata Rizal, penambang harus mengurus ratusan perizinan dari berbagai instansi dan lembaga. Dengan demikian, dibutuhkan sumber daya, waktu dan dana untuk perizinan tersebut.