Sejumlah saham-saham transportasi yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT Temas Tbk (TMAS) yang meroket hingga 6,96%, dan saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang menguat 5,49%, dan saham PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) yang menghijau 4,91%.
Senada, saham infrastruktur juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) meroket 21,1%, PT Indosat Tbk (ISAT) melesat 4,55%. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menguat 3,98%.
Menyusul laju positif IHSG, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berhasil melesat 3,91%, dan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang menguat 2,348%.
Adapun kinerja Bursa Asia siang hari ini kompak bergerak menguat. Indeks Hang Seng Hong Kong terbang 1,67%, indeks Nikkei 225 melonjak 1,16%, indeks Shanghai melesat 0,88%, indeks Kospi menghijau 0,53%, dan indeks Strait Times Singapore menguat 0,48%.
Tim Prabowo Sebut Rasio Utang RI Bisa 50% Terhadap PDB
Presiden Terpilih Prabowo Subianto berencana meningkatkan rasio utang secara tajam hingga 50% terhadap PDB untuk mendanai program yang sesuai dengan visi dan misi dalam kampanye saat Pemilu kemarin.
Hashim Djojohadikusumo, Penasihat Utama yang juga saudara laki-laki Prabowo Subianto mengatakan meningkatnya utang negara bisa dilakukan asalkan Pemerintah dapat meningkatkan pendapatan pajak.
Dikutip dari Financial Times, dia meyakini negara dapat mempertahankan peringkat layak investasi meski rasio utang terhadap PDB naik menjadi 50%, dari level saat ini di angka 39%. Syaratnya, jika Pemerintah meningkatkan pendapatan pajak.
“Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat utang. Saya sudah berbicara dengan Bank Dunia dan menurut mereka 50% adalah tindakan yang bijaksana,” ujar Hashim kepada Financial Times di London.
Bank Dunia tidak menanggapi permintaan komentar.
Berdasarkan aturan, rasio utang terhadap PDB maksimal tak bisa melebihi 60%.
“Kami tidak ingin menaikkan tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan,” kata Hashim merujuk pada penerimaan pajak, cukai, royalti dari pertambangan dan Bea Masuk.
Rencana pinjaman yang dilakukan Pemerintahan Prabowo menandai perubahan besar dari sikap fiskal konservatif Presiden Joko Widodo, yang mengubah Indonesia menjadi negara dengan komoditas yang kuat.
Belanja terbesar yang dibelanjakan oleh Prabowo adalah program makan siang bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil, yang diperkirakan oleh para pembantunya akan menelan biaya sebesar US$28 miliar.
(fad)