Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan aturan, rasio utang terhadap PDB maksimal tak bisa melebihi 60%.

“Kami tidak ingin menaikkan tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan,” kata Hashim merujuk pada penerimaan pajak, cukai, royalti dari pertambangan dan bea masuk.

Rencana pinjaman yang dilakukan pemerintahan Prabowo menandai perubahan besar dari sikap fiskal konservatif Presiden Joko Widodo, yang mengubah Indonesia menjadi negara dengan komoditas yang kuat.

Belanja terbesar yang dibelanjakan oleh Prabowo adalah program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil, yang diperkirakan oleh para pembantunya akan menelan biaya sebesar US$28 miliar.

Sebelumnya, Anggota Tim Transisi Ekonomi Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono membantah pemerintahan mendatang berencana meningkatkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga 50%. Menurut dia, isu peningkatan rasio utang ke titik level tertinggi dalam dua dekade hanya opini dan bukan posisi formal. 

Menurut dia, Prabowo dan tim transisi tidak pernah bicara tentang target utang terhadap PDB untuk pemerintahan 2024-2029.

"Kita sama sekali tidak berbicara tentang target utang terhadap PDB, ini bukan rencana kebijakan formal," ujar Thomas kepada Bloomberg Technoz, Sabtu (15/6/2024).

Dalam kaitan itu, Thomas mengatakan, Prabowo sebagai presiden, akan mengatakan tetap memegang prinsip kehati-hatian fiskal. "Apa pun tentang tingkat utang, atau melampaui defisit hanyalah kebisingan [noise]," ujar dia. 

Senada, Ketua Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo–Gibran, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, ketua umum Partai Gerindra lebih berfokus pada bagaimana menyesuaikan program-programnya pada APBN 2025, terutama pangan dan gizi. Hal ini akan dipacu sejalan dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini sambil memastikan kehati-hatian fiskal.

"Terkait berita atau wacana yang dilontarkan dari luas seolah ada rencana Pak Prabowo akan menaikkan rasio utang pemerintah kita anggap dinamika serta opini dan bukan posisi formal kami," ujar Dasco. 

(red)

No more pages