Logo Bloomberg Technoz

Kian Merana, Utilitas Industri Tekstil Diklaim Sudah di Bawah 45%

Pramesti Regita Cindy
11 July 2024 11:00

Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menyebut utilitas pabrik di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terus mengalami penurunan, terlebih sejak 2023.

Hal ini terlihat dari turunnya angka utilitas industri TPT mulai dari hulu ke hilir, sehingga menjadi salah satu alasan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masal industri TPT.

"Kondisi utilitasnya [rata-rata] sudah di bawah 45%, industri benang kira-kira di kisaran 45%, industri pemintalan 40%, rajut atau knitting sudah 52%, industri finishing 55%, dan industri pakaian jadi di kisaran 58%. Ini yang mengakibatkan banyak PHK pada pabrik tutup di berbagai daerah baik di Jawa Barat maupun di Jawa Tengah," jelas Jemmy dalam paparannya dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (10/7/2024). 

Ilustrasi pabrik tekstil./Bloomberg-Asad Zaidi

Relokasi Pabrik

Sementara itu, relokasi industri TPT yang dilakukan dari Jawa Barat ke Jawa Tengah nyatanya juga tidak banyak menyerap tenaga kerja bagi sektor tersebut.