Pasar memperkirakan inflasi inti Negeri Paman Sam pada Juni sebesar 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Sama dengan realisasi Mei, dan akan menjadi yang terendah sejak Agustus.
Sementara inflasi inti secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni diperkirakan sebesar 3,4%. Ini menjadi yang terendah dalam lebih dari 3 tahun terakhir.
Inflasi yang kian ‘jinak’ menebalkan keyakinan bahwa bank sentral Federal Reserve punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 71,1%
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,69. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Adapun indikator Stochastic RSI berada di 72,97. Menghuni area beli (long) dan cukup kuat.
Saat ini harga emas berada di level US$ 2.374/troy ons, yang kebetulan merupakan pivot point. Oleh karena itu, investor patut waspada akan terjadinya pembalikan.
Target support terdekat ada di US$ 2.372/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.354/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.383/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.397/troy ons.
(aji)