Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah yang sempat tertekan di awal perdagangan, akhirnya berhasil ditutup sedikit menguat di akhir transaksi pasar spot di kala lelang SRBI hari ini mencatat kenaikan permintaan dari investor.
Rupiah menguat tipis 10 poin ke level Rp16.240/US$, naik nilainya 0,06% di tengah pergerakan mata uang Asia yang bervariasi dengan mayoritas penguatan terbatas.
Yuan Tiongkok dan offshore melemah bersama dengan won Korea dan dolar Taiwan terpuruk paling dalam hari ini. Namun, rupiah berhasil ditutup naik bersama peso Filipina yang memimpin penguatan 0,17%, lalu baht Thailand 0,09%, ringgit dan dolar Singapura serta rupee dan dong Vietnam, semua berhasil menguat terbatas.
Pergerakan rupiah yang akhirnya mampu menguat didukung oleh pembacaan para investor terhadap pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang dinilai cukup dovish. Alhasil, ekspektasi penurunan bunga The Fed masih terjaga sebesar 70% pada September, seperti ditunjukkan oleh CME Fedwatch. Indeks dolar AS masih stabil di kisaran 105,11.
Penguatan rupiah juga sejalan dengan animo investor yang masih menyerbu pasar saham serta surat utang. IHSG ditutup menguat di 7.287,04. Sementara imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) bergerak variatif di mana yield SBN-10Y stagnan di 7,062%. Sedangkan tenor 2Y agak turun ke 6,780% disusul tenor 5Y di 6,924%. Tenor panjang 20Y stabil di 7,138%.
Lelang SRBI
Hari ini Bank Indonesia juga menggelar lelang rutin instrumen tenor pendek, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Sentimen pasar yang relatif lebih baik dibanding pekan lalu, berimbas pada permintaan bunga diskonto SRBI yang lebih rendah dari para pelaku pasar.
Mengutip laporan lelang yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, rata-rata bunga diskonto penawaran dari peserta lelang berkisar di 7,48-7,60% untuk tenor 12 bulan, sudah turun dibanding lelang sebelumnya 7,50-7,70%.
Alhasil, BI akhirnya memberikan bunga diskonto dimenangkan di kisaran 7,499% untuk SRBI-12 bulan, turun dibanding lelang sebelumnya 7,521%. Itu juga karena animo penawaran masuk dalam lelang hari ini cukup besar mencapai Rp32,15 triliun dari sebelumnya Rp25,9 triliun.
Dalam lelang pertama pekan ini tersebut, BI akhirnya memenangkan sebesar Rp17,98 triliun, lebih kecil dibanding sebelumnya Rp18,64 triliun.
Nonbank borong SRBI
Berdasarkan data Bank Indonesia yang dilansir Selasa (9/7/2024), terlihat investor nonperbankan, seperti dari asuransi, dana pensiun dan reksa dana, semakin getol memburu SRBI demi cuan yang tinggi sepanjang bulan lalu.
Selama Juni, investor sektor ini membukukan pembelian SRBI sebanyak Rp34,4 triliun, naik pesat dibanding bulan sebelumnya yang hanya Rp1,3 triliun. Pada saat yang sama, investor asing sedikit menurunkan pembelian di instrumen tenor pendek itu, yaitu 'hanya' Rp40,3 triliun dari bulan sebelumnya sebanyak Rp77 triliun.
Kepemilikan asing di SRBI saat ini mencapai 27% dari total penerbitan SRBI sebesar Rp721,06 triliun sejak September 2023. Investor perbankan domestik menjadi penguasa terbesar sebanyak 64%.
(rui)