Logo Bloomberg Technoz

Dengan demikian, ia menanyakan apa yang terjadi dengan perbankan di Indonesia yang justru tidak menjalankan fungsi utamanya, yakni menghimpun dan memberikan kredit, justru lebih condong mencari keuntungan terus.

Terlebih, bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seharusnya memiliki tugas lebih khusus, yakni menggerakan ekonomi melalui kredit, tidak hanya mencari keuntungan.

“Jadi kok kita ga nanya ya, untungnya darimana sih? Tugasnya harusnya lebih khusus, tidak hanya profit, tapi menggerakkan ekonomi melalui kredit,” tutup Faisal.

Sebagai informasi, hingga Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan tumbuh 12,15% secara tahunan menjadi 7.376 triliun. Adapun kualitas kredit terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) grois 2,34% dan NPL nett 0,79%.

“Penyaluran kredit yang cukup signifikan tersebut melanjutkan tren pertumbuhan kredit sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan 2024,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/7/2024).

Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,63%. Dengan likuiditas yang tercermin dari alat likuid per non core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing 114,58% dan 25,79%. Ini di atas threshold masing-masing 50% dan 10%.

Pada Mei 2024. industri perbankan Indonesia ditopang permodalan yang kuat mencapai 26,22% dengan tingkat profitabilitas atau ROA mencapai 2,56% dan margin bunga bersih (NIM) 4,5%.

(azr/lav)

No more pages