Logo Bloomberg Technoz

Akun tersebut mengunggah video yang diklaim sebagai Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin menjelaskan bahwa sebagian wilayah Polandia, Ukraina, dan Lituania menjadi bagian dari Rusia setelah Perang Dunia II, pada unggahan yang sama.

Profil lain yang diidentifikasi sebagai “Sue Williamson” tinggal di Gresham, Oregon. Ia memposting video yang mempermasalahkan jumlah pejuang asing yang tergabung dengan pasukan Ukraina. 

X secara sukarela menangguhkan akun bot yang diidentifikasi dalam dokumen pengadilan karena pelanggaran ketentuan layanan, menurut Departemen Kehakiman.

X Corp yang kini menguasai medsos Twitter, tidak menanggapi permintaan komentar.

Beternak bot diorganisir oleh seorang individu yang bekerja pada 2022 sebagai wakil pemimpin redaksi di RT, sebuah lembaga media yang didanai pemerintah Rusia, menurut pernyataan tertulis yang disertakan dalam dokumen pemerintah.

Dokumen-dokumen tersebut tidak mengungkapkan secara rinci individu tersebut. 

Terduga pelaku masih bekerja di RT dan sejak 2023 memimpin departemen media digital. Di situlah perangkat lunak untuk peternakan bot dikembangkan, menurut AS.

Salah satu perwira intelijen Rusia menyetujui dan mendanai proyek tersebut, masih dari pernyataan tertulis yang sama,

“Bertani adalah hobi yang dicintai jutaan orang Rusia,” kata juru bicara RT dalam sebuah pernyataan. 

Orang-orang yang terkait dengan peternakan bot juga mentransfer dana secara internasional untuk membeli dua nama domain dari perusahaan AS. Tujuannya  membuat server email pribadi, kata pengajuan pengadilan.

Banyak server tersebut digunakan untuk membuat alamat email yang memungkinkan pembuatan setidaknya 968 akun media sosial fiktif, menurut pemerintah AS.

“Rusia bermaksud menggunakan peternakan bot ini untuk menyebarkan informasi hoax asing yang dihasilkan oleh AI, meningkatkan pekerjaan mereka dengan bantuan AI untuk melemahkan mitra kami di Ukraina dan memengaruhi narasi geopolitik yang menguntungkan pemerintah Rusia,” kata Direktur FBI Christopher Wray.

Selain itu, FBI dan mitranya termasuk Pusat Keamanan Siber Kanada (Canadian Centre for Cyber Security), Badan Intelijen dan Keamanan Umum Belanda (Netherlands General Intelligence), dan Kepolisian Belanda (Security Service and the Netherlands Police) merilis sebuah saran keamanan siber bersama yang merinci teknologi di balik peternakan bot media sosial.

(bbn)

No more pages