Logo Bloomberg Technoz

“Ekonomi AS tidak lagi overheat. Pasar tenaga kerja sepertinya akan kembali kepada keseimbangan,” ungkap Powell, seperti diberitakan Bloomberg News.

Namun, Powell menegaskan dirinya tidak ingin berspekulasi soal arah suku bunga acuan. Posisi (stance) The Fed, katanya, konsisten dengan data yang ada (data dependent).

Meski begitu, pelaku pasar membawa ‘suasana kebatinan’ Powell yang sudah tidak terlalu hawkish. Ini membuat investor makin yakin bahwa The Fed bisa menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Mengutip CME FedWatch. probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 70%. Tidak berhenti di situ, suku bunga acuan juga berpeluang kembali turun ke 4,75-5% pada Desember dengan kemungkinan 47,6%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Bagaimana proyeksi harga emas ke depan? Apakah masih bisa naik lagi atau justru terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,44. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 65,79. Menghuni area beli (long) dan lumayan kuat.

Akan tetapi, sepertinya ruang kenaikan harga emas sudah sangat terbatas. Target resisten yang paling realistis adalah US$ 2.367/troy ons, yang sedikit lagi akan tersentuh.

Selepas itu, sepertinya harga emas akan bergerak turun. Cermati pivot point di US$ 2.362/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.351-2.337/troy ons bisa menjadi target support terdekat.

(aji)

No more pages