Logo Bloomberg Technoz

China Lagi Surplus Tekstil, Industri TPT RI Bisa Makin Ambruk

Pramesti Regita Cindy
10 July 2024 09:40

Aktivitas di salah satu pabrik tekstil di Guangzhou, China./Bloomberg-Qilai Shen
Aktivitas di salah satu pabrik tekstil di Guangzhou, China./Bloomberg-Qilai Shen

Bloomberg Technoz, Jakarta Plt Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Reni Yanita menuturkan surplus produksi di dalam negeri China kian dimanfaatkan oleh negara tersebut untuk memaksimalkan pasar luar negerinya, di mana Indonesia menjadi salah satu tujuan utama mereka.

Kondisi ini disebutnya bakal kian memberikan tekanan terhadap sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri.

"Surplus produksi dalam negeri China, itu menjadi perhatian kita, karena ketika China memaksimalkan pasar luar negerinya dan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama. Ini juga yang menyebabkan kenapa pertumbuhan kita melambat, juga terjadinya impor luar biasa karena memang di China sedang surplus untuk produksi TPT ini," papar Reni dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Dalam perkembangan ekspor maupun impor industri TPT dalam rentang 2014 hingga 2023, Kemenperin mencatat puncak kinerja terbaik industri tersebut terjadi pada 2019 dengan kontribusi pertumbuhan terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam negeri sebesar 15,35%. 

Pekerja konveksi menjahit bahan tekstil untuk dibuat seragam sekolah di Mampang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Namun, sejak 2020 sampai 2024, industri ini kerap kali digempur banyak masalah mulai dari Covid-19, kondisi geopolitik dan ekonomi dunia ketika Rusia menginvasi Ukraina sejak awal 2022, hingga inflasi yang terjadi di Amerika Serikat dan Uni Eropa.