Logo Bloomberg Technoz

Hal ini, lanjut Reni, terlihat dari terjadinya pembatalan kontrak oleh marketplace kepada industri karena pemberi maklon dan marketplace kembali ke produk impor.

Selanjutnya, menghilangnya pasar IKM dan konveksi semakin kian berimbas ke industri TPT terlebih di hulunya yaitu kain dan benang.

"Kemudian hilangnya harapan untuk berusaha kembali dan mempertahankan operasionalisasi, karena tidak adanya kepastian berusaha, yang mempercepat industri TPT untuk melakukan penutupan pabriknya," sambungnya.

Berdasarkan catatan data Kemenperin, produksi tekstil RI yang pada Januari mencapai 206,3 ribu ton. Pada April sempat turun jadi 136,36 ribu ton, tetapi diklaim kembali naik menjadi 194,87 ribu ton di bulan berikutnya setelah Permendag 36/2023 berlaku.

Adapun hingga Mei 2024 ekspor di industri TPT mengalami penurunan 0,95% sementara impor justru naik sebesar 0,85%. Kondisi banjir impor ini sangat memberatkan industri tekstil dalam negeri.

Sejak 2020 sampai 2024, industri ini kerap kali digempur banyak masalah mulai dari Covid-19, kondisi geopolitik dan ekonomi dunia ketika Rusia menginvasi Ukraina pada awal 2022, serta inflasi di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Berikut daftar 6 perusahaan yang disebut tutup karena diberlakukannya Permendag No. 8/2024:

  1. PT S Dupantex, Jawa Tengah: PHK 700an orang
  2. PT Alenatex, Jawa Barat: PHK 700an orang
  3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: PHK 500an orang
  4. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK 400an orang
  5. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: PHK 700an orang
  6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah: PHK 8.000an orang

(wep)

No more pages