Meta sebelumnya menganggap istilah “Zionis” sebagai proksi untuk orang Yahudi dalam kasus-kasus sangat sempit atau eksplisit. Contoh saat membandingkan Zionis dengan tikus, menurut posting blog tersebut.
Perubahan kebijakan ini memperluas apa yang bisa menjadi pelanggaran pada frasa di mana “Yahudi” atau “Israel” tidak disebutkan.
Penggunaan “Zionis” pada layanan Meta ditinjau secara lebih formal selama beberapa bulan terakhir, meskipun Meta telah mempertimbangkan cara terbaik untuk mengawasi istilah tersebut selama tiga tahun terakhir, kata Neil Potts, VP Kebijakan Publik Meta.
Potts dan rekan-rekannya telah berkonsultasi dengan 145 “stakeholders” selama tiga tahun terakhir, termasuk para akademisi dan pakar hak-hak sipil dari seluruh dunia.
Konsultasi diharapkan membantu memutuskan bagaimana cara menangani istilah tersebut di platformnya.
Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini juga telah meminta Dewan Pengawas eksternalnya mempertimbangkan “bagaimana memperlakukan perbandingan antara Zionis dan penjahat (misalnya, 'Zionis adalah penjahat perang').”
Meta mengakui bahwa pengawasan terhadap peraturan baru ini bisa menjadi sebuah tantangan. “Tidak ada yang mendekati konsensus global tentang apa yang dimaksud orang ketika mereka menggunakan istilah 'Zionis',” menurut posting blog tersebut.
Walakin Meta akan menghapus postingan ketika istilah tersebut menyerukan untuk menyakiti secara fisik. Begitupun saat merendahkan martabat Zionis dengan membandingkannya dengan binatang atau “kotoran”, atau menyarankan Zionis “menjalankan dunia atau mengendalikan media.”
Perluasan kebijakan muncul 9 bulan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, menewaskan lebih dari seribu orang dan menyandera beberapa ratus lainnya.
Kedua belah pihak masih berperang, dan Meta telah membuat beberapa perubahan kebijakan pada saat itu untuk mengurangi postingan yang menunjukkan kekerasan atas serangan tersebut atau memuji dukungan terhadap Hamas.
(bbn)