Logo Bloomberg Technoz

Penyebab Defisit APBN Bengkak: Bantuan Beras, Telur, Sampai Pupuk

Redaksi
10 July 2024 09:46

Stok pupuk di gudang Petrokimia Gresik./dok. Petrokimia Gresik
Stok pupuk di gudang Petrokimia Gresik./dok. Petrokimia Gresik

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan pemerintah sepakat menambah belanja negara pada 2024 sebesar Rp87,1 triliun menjadi Rp3.412 triliun dibanding target awal Rp3.325 triliun. 

Berdasarkan data outlook anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024, belanja pemerintah pusat dipatok Rp2.558 triliun atau naik Rp90,7 triliun dari target awal belanja pemerintah pusat 2024 yang sebesar Rp2.467 triliun. Di sisi lain, target transfer ke daerah menyusut Rp3,6 triliun dari Rp857 triliun menjadi Rp854 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan tambahan belanja tersebut terdiri dari tambahan bantuan sosial (bansos) untuk beras, daging ayam, dan telur, tambahan belanja pupuk subsidi, serta realisasi dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri.

Berdasarkan data outlook APBN 2024, berikut rincian alokasi tambahan belanja negara:

  • Tambahan alokasi bantuan beras serta bantuan daging ayam dan telur untuk Januari-Juni serta perpanjangan bantuan beras 3 bulan (Agustus, Oktober, Desember) Rp11 triliun.
  • Penambahan volume subsidi pupuk Rp24 triliun
  • Kebutuhan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) rumah tapak dan satuan rumah susun Rp500 miliar
  • Percepatan belanja yang bersumber dari pembiayaan luar negeri dan dalam negeri Rp105,9 triliun
  • Tambahan belanja yang bersumber dari penerimaan hibah Rp32,3 triliun, antara lain untuk pelaksanaan Pilkada
  • Belanja non-K/L sudah memperhitungkan dampak depresiasi rupiah terhadap subsidi energi dan kompensasi Rp37,1 triliun