“Sulfur ini kan sampai 500 ppm ya, kita mau sulfur-nya [turun] ke 50 ppm lah,” ujar Luhut.
Pertamina sebelumnya mengatakan tengah melakukan kajian terhadap rencana untuk mengakuisisi perusahaan di Brasil yang bakal berperan sebagai pemasok gula dan etanol.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa rencana akuisisi bakal dijalankan oleh subholding PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE).
“Saat ini masih dalam tahap kajian secara komprehensif untuk mendapatkan hasil terbaik. Pertamina menjalankan amanat pemerintah dalam hal menjaga ketahanan energi nasional, khususnya di era transisi energi untuk mencari sumber energi baru terbarukan,” ujar Fadjar kepada Bloomberg Technoz, Rabu (12/6/2024).
Sementara, rencana pemerintah untuk beralih ke bioetanol pertama kali diungkapkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kementerian Investasi/BKPM mengonfirmasi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan memang bertujuan untuk menyiapkan bahan baku biofuel pengganti Pertalite atau Pertamax yang bakal mulai digunakan pada 2027.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot mengungkapkan pemerintah saat ini tengah melakukan persiapan lapangan, sehingga target produksi bahan baku tebu untuk bahan bakar berbasis bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa tercapai pada 2027.
“Penyediaan bioetanol yang berasal dari fermentasi tetes [tebu/molasses] digunakan untuk pengganti Pertamax atau Pertalite. [Bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa digunakan] sesuai dengan rencana produksi di Merauke pada 2027,” ujar Yuliot kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/4/2024).
(dov/ain)