Logo Bloomberg Technoz

Dominasi Jepang menghempaskan Amerika Serikat (AS) yang hanya menempatkan satu nama bandaranya di daftar 10 besar Best Airports 2024 tersebut. Sementara bandara Indonesia tidak ada dalam daftar lengkap yang memuat 239 bandara di seluruh dunia, mengingatkan lagi bahwa pariwisata di Indonesia masih membutuhkan upaya lebih besar untuk dikenal.

Meskipun Garuda Indonesia, maskapai milik pemerintah, sempat masuk dalam daftar maskapai terbaik dunia versi Airhelp tahun lalu di ranking ke-23, merosot dari tahun sebelumnya di urutan ke-15.

Pelancong tengah melintas di Jewel Changi Airport Singapura (Lauryn Ishak/Bloomberg)

Namun, di Asia Tenggara, Indonesia tidak sendirian. Bandara di Malaysia maupun Thailand yang kondang sebagai destinasi wisata dunia pun tidak masuk dalam daftar. Hanya Bandara Changi, Singapura, yang masuk ke daftar tersebut di ranking ke-24 dunia.

Berikut ini daftar lengkap bandara-bandara terbaik di dunia 2024 versi Airhelp, seperti dilansir dari website resmi perusahaan:

  1. Doha Hamad Airport, di Doha, Qatar
  2. Cape Town Airport, di Capetown, Afrika Selatan
  3. Chubu Centrair Airport, di Nagoya, Jepang
  4. Osaka Itami Airport, di Osaka, Jepang
  5. Brasilia-Presidente Juscelino Kubitschek Airport, di Brasilia, Brazil
  6. Johannesburg OR Tambo Airport, di Johannesburg, Afrika Selatan
  7. Muscat Airport, di Muscat, Oman
  8. Salt Lake City Airport, di Salt Lake City, Amerika Serikat
  9. Belem/Valde-Cans Airport, di Belem, Brazil
  10. Tokyo Narita Airport, di Tokyo, Jepang
Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Masih Berjuang

Bagi Indonesia, masa-masa setelah pandemi saat ini terlihat belum mampu mengembalikan kinerja industri wisata ke masa sebelum pandemi. Salah satu indikasi yang bisa dilihat adalah dari jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia yang masih belum mampu kembali ke era prapandemi.

Badan Pusat Statistik mencatat, pada Mei lalu, kunjungan turis asing tercatat sebesar 1,1 juta kunjungan, naik 20,1% dibanding Mei tahun lalu. Tren kenaikan itu sudah berlangsung sejak Maret 2022. Namun, jumlah turis asing yang masuk ke Indonesia sejauh ini masih belum menyamai era sebelum pandemi. 

Secara kumulatif selama Januari-Mei 2024, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,2 juta kunjungan atau tumbuh 23,8%.

Menurut negara asal, kunjungan wisman terbesar pada Mei 2024 berasal dari Malaysia (200,1 ribu kunjungan), Australia (137,2 ribu kunjungan) dan Singapura (111,0 ribu kunjungan). Rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia mencapai 7,5 hari pada Mei 2024, dengan wisman asal Rusia yang paling lama tinggal di Indonesia yakni mencapai rata-rata 34,1 hari.

Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan, total kunjungan turis asing pada tahun ini mencapai 15,7 juta kunjungan atau tumbuh 34,5% dibanding tahun lalu. Periode liburan sekolah akan mendorong kinerja pariwisata. Namun, adanya ketidakpastian geopolitik akibat konflik di Timur Tengah dan Ukraina masih menjadi faktor risiko industri ini ke depan.

Sektor pariwisata sejatinya potensial menjadi lumbung penyumbang devisa negara. Namun, yang terjadi sejauh ini, sektor ini masih gagap memanfaatkan tren revenge tourism alias booming perjalanan wisata pascapandemi. 

Pendapatan devisa dari industri pariwisata masih berjuang bangkit dengan capaian positif sejauh ini. Mengacu data terakhir yang dilansir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nilai devisa pariwisata sampai September 2023 mencapai US$10,46 miliar dengan kontribusi PDB diperkirakan mencapai 3,8%. Adapun total kunjungan turis asing sepanjang tahun lalu mencapai 11,68 juta kunjungan, naik lebih dari 98% dibanding 2022 seiring dengan berakhirnya status pandemi Covid-19.

Namun, angka itu jauh tertinggal dibanding Thailand yang tahun lalu mencatat kunjungan turis asing hingga 28,15 juta kunjungan. Tahun ini, Negeri Gajah Putih itu menargetkan kunjungan turis asing sebanyak 36,7 juta kunjungan. Target yang mungkin tercapai mengingat pada Semester 1-2024, kunjungan turis asing di sana sudah menembus 17,5 juta kunjungan.

Nilai pendapatan yang dikantongi Thailand dari industri ini diperkirakan mencapai US$95 miliar tahun ini, mengutip pemberitaan media lokal negeri itu. 

(rui/aji)

No more pages