"Sekarang isunya ingin mengatasi itu berarti harus merekrut dokter asing ribuan. Bukan, 100 karena itu tidak bisa menutupi," ujarnya.
Lebih lanjut dokter Iqbal mengatakan apakah pemerintah mereka mampu gaji dokter asing?
"Siapa yang menggaji apakah RS atau pemerintah? apakah pemerintah dana khusus menggaji mereka? siapa yang siapa memberikan kesejahteraan besar bagi dokter asing ini. "Ketika mereka datang ke Indonesia ingin mendaptatkan kesejahteraan di Indonesia lebih dari negara masing-masing," nilainya.
Dokter Iqbal memberikan contoh gaji dokter di Amerika Serikat, satu dokter jantung take home pay Rp400-Rp600 juta per bulan, dan gaji ini di luar kesejahteraan, di luar dari tunjangan sekolah anak. Untuk itu ia menegaskan Pemerintah harus menyiapkan dana yang jelas.
"Bila harus menggaji itu, untuk apa gaji besar segitu, kalau kita ternyata bisa menggaji 4-6 dokter jantung di Indonesia Tidak efektif dokter asing," katanya.
BIla pemerintah menyamakan gaji dokter asing dan dokter Indonesia, yang terjadi kemungkinan dokter yang datang bukanlah dari negara Eropa. Melainkan India, Bangladesh.
"Ingin menetapkan standar gaji sama di Indonesia, maka dokter asing yang masuk itu adalah high qualifed kecil kemungkinan, Eropa, kanada masuk ke Indonesia, justru yang masuk dari negara lain karena standar gajinya rendah, mungkin nanti India, Bangladesh, Afrika. Apakah Ini yang mereka butuhkan?,"jawabnya.
Ia juga mempertanyakan akan bekerja di mana dokter asing ini.
"Kalau kita mengatakan mengatasi kekurangan dokter, biasanya mereka itu ditempatkan daerah-daerah terpencil itu menjadi masalah distribusi yang tidak merata. Di Jakarta, rasio dokter penduduk berkali-kali lipat yang ada di Papua dan Sulawaesi Barat, apakah mereka masuk? mau ditempatin disana?," ujarnya.
Menyoal uji bahasa dan kompetensi, dokte Iqbal mengatakan di negara ini, membiarkan dokter asing masuk, mereka harus lulus bahasa level tinggi.
"Bukan ke pasien saja, tapi harus mampu menjelaskan secara deskriptif, siapa dokter dari luar yang bisa berbahasa di Indonesia kemudian menyediakan waktu belajar dan bekerja? Apakah bisa dapat dalam waktu 5 tahun? Kompetensi bisa sesuai dengan di Indonesia?," lanjutnya.
Di sisi lain, dokter Iqbal juga mengatakan apakah dokter asing dokter asing ini melayani masyarakat umum atau sekelompok masyarakat berkelas?
Seharusnya kalau berkelas itu tidak perlu, mereka pun bisa mencari di luar negeri.
"Kalau umum pertanyakan kalau mereka ke sini kan pembayaran bisa tinggi, apakah mereka mau dibayar standar yang ada, standar BPJS ? apakah mereka siap melayani pasien dengan jumlah yang banyak di RS. Atau mereka hanya mau melayani dari masyarakat high class. Pemerintah hanya dokter asing untuk berkelas dan pemeratan itu tiddak akan tercapai," pungkasnya.
(dec/spt)