“Lesson learn [pembelajaran] buat tahun ke depan itu jadi masukan untuk tarif ke depan, nanti kami lihat lagi untuk persiapan tahun depan gimana persisnya yang pas,” tutup Askolani.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan penerimaan cukai hingga Mei 2024 Rp81,1 triliun, atau merosot 12,6% (year on year/yoy) dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Bendahara Negara menjelaskan bahwa pendapatan cukai turun terutama akibat para produsen rokok beralih untuk memproduksi rokok golongan II dan III, sehingga produksi rokok golongan I turun.
“Terutama golongan 3 yang sangat rendah dibanding golongan 1 dan golongan 2, jadi produsen shifting, banyak pindah ke golongan 3 ini menimbulkan implikasi yang tidak diinginkan,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita, Kamis (27/6/2024)..
Lebih lanjut, dalam bahan paparannya dijelaskan bahwa penurunan cukai hasil tembakau juga dipengaruhi oleh tren penurunan tarif efektif seperti yang terjadi pada tahun 2023.
(azr/lav)