Vice President of Corporate Communications and Investor Relations AMMN Kartika Octaviana menolak berkomentar saat dimintai konfirmasi ihwal rencana ekspansi tambang tersebut.
“Tidak ada informasi yang dapat disampaikan terkait hal ini. Jika ada update tentu perusahaan akan menyampaikan melalui keterbukaan informasi,” ujar Kartika.
Poin Penting
Sementara itu, Rizal mengatakan pengembangan dari wilayah yang saat ini dimiliki terdiri dari berbagai tahapan dan membutuhkan dana yang besar.
Hal tersebut dimulai melalui eksplorasi wilayah yang diindikasikan memiliki sumber daya tembaga dan emas, kajian geometalurgi, melakukan estimasi sumber daya dan cadangan, melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS), konstruksi sampai tahap produksi.
“Potensi yang ada dan terindikasi ada harus ditindaklanjuti dengan studi detail agar bisa dikembangkan ke tahap produksi,” ujar Rizal.
Adapun, Bisman mengatakan aspek bisnis yang harus diperhatikan dalam melakukan ekspansi tambang adalah volume cadangan mineral serta keberlanjutannya.
Selain itu juga permasalahan lingkungan hidup khususnya terkait sejauh mana dampaknya terhadap perlindungan lingkungan hidup.
Sebelumnya, AMMN memang dikabarkan sedang mencari pinjaman hingga US$1,5 miliar (sekitar Rp24,43 triliun) untuk memperluas tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg.
Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini telah memperoleh komitmen dari beberapa bank, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), untuk pinjaman tersebut, dengan dana yang akan digunakan untuk tambang Batu Hijau, menurut sumber yang menolak disebutkan namanya karena diskusinya bersifat pribadi.
(dov/wdh)