Logo Bloomberg Technoz

Namun, pagi ini, sentimen cenderung berbalik arah. Pasar sepertinya memilih waspada jelang testimoni Powell di Senat nanti malam. Tingkat imbal hasil SBN terpantau bergerak naik di hampir semua tenor pagi ini. Yield SBN-10Y pagi ini terpantau ke level 7,06%. Sedangkan tenor pendek 1Y ada di 6,72% dan 2Y di 6,72%.

Rupiah juga kembali melemah di kisaran Rp16.300-an/US$ seiring kebangkitan lagi indeks dolar AS.

Berkaca pada gelar lelang sukuk negara (SBSN) pekan lalu, di mana ada kecenderungan permintaan masuk yang tidak merata dari para investor, terpengaruh oleh tetap tingginya suku bunga diskonto Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Permintaan yang masuk memang lebih tinggi akan tetapi nilai yang dimenangkan oleh pemerintah lebih kecil ketimbang target indikatif dengan pemberian yield yang juga lebih tinggi.

"Prediksi kami, permintaan dalam lelang SUN hari ini akan naik menjadi Rp58 triliun-Rp62 triliun, dibanding lelang sebelumnya di angka Rp56,39 triliun," kata Lionel Prayadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas dan Analyst Nanda Rahmawati dalam catatannya, pagi ini. 

Dalam rapat bersama Bank Indonesia dan Badan Anggaran DPR-RI kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah berniat mengurangi penerbitan SBN sebesar Rp214 triliun dari total rencana issuance tahun ini (net issuance) senilai Rp666,4 triliun.

Keputusan itu diambil bahkan ketika defisit APBN 2024 diprediksi melebar ke level rekor terbesar sejak 2005, di angka 2,7% dari Produk Domestik Bruto. Keputusan itu diambil karena pemerintah memutuskan untuk memakai Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk menutup bolong anggaran. 

"Kami ajukan pada DPR untuk penggunaan SAL Rp100 triliun tambahan dari Rp51 triliun yang sudah kami usulkan dalam UU APBN," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR-RI dan Bank Indonesia di Gedung Parlemen, Senin (8/7/2024).

Bendahara Negara menjelaskan, lonjakan defisit APBN tahun ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor. Pelemahan nilai tukar adalah salah satunya yang membengkakkan belanja. Pada saat yang sama, pendapatan negara mengalami koreksi di mana pada semester 1-2024 target pajak dan penerimaan cukai tidak tercapai, ditambah perkiraan kenaikan tipis pada sisa tahun ini. 

"Defisit APBN akan dibiayai tambahan penggunaan SAL sebesar Rp100 triliun dan penerbitan SBN lebih rendah. Jadi, dalam hal ini meski defisit naik, penerbitan SBN tidak ikut naik malah justru lebih rendah Rp214 triliun," kata Sri Mulyani. 

(rui/aji)

No more pages