Logo Bloomberg Technoz

Bisnis Paylater Masih Tumbuh 33%, Omzet Capai Rp6,8 Triliun

Mis Fransiska Dewi
09 July 2024 09:10

Ilustasi aplikasi the Afterpay, layanan PayLater di Sydney, Australia. (Dok: Bloomberg)
Ilustasi aplikasi the Afterpay, layanan PayLater di Sydney, Australia. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan outstanding piutang pembiayaan melalui skema paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) mencapai Rp6,81 triliun.

Angka ini berdasarkan data OJK per Mei 2024 dan sekaligus mencatatkan pertumbuhan 33,64% yoy, disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Agusman.

Profil risiko pembiayaan dalam perhitungan Non Performing Financing (NPF) di industri paylater tercatat 3,22% (gross) atau 0,84% (netto) pada periode waktu yang sama.

Outstanding perusahaan pembiayaan secara keseluruhan tercatat Rp490,69 triliun atau tumbuh 11,21% yoy.

Sementara data sepanjang tahun lalu piutang pembiayaan tercatat Rp470,86 triliun, artinya sepanjang lima bulan di 2024 terjadi pertumbuhan Rp19,8 triliun (4,2%).