Logo Bloomberg Technoz

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 berpotensi melebar hingga 2,7%.

Febrio mengatakan bahwa besaran tersebut masih akan dipengaruhi dengan pelaksanaan anggaran yang masih berlangsung.

Defisit tersebut, menurutnya dibarengi dengan perkiraan capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5% - 5,2% untuk sepanjang tahun ini.

“Dengan demikian kami menggunakan outlook untuk sisi penerimaan maupun belanja, kemudian ini yang kami summary-kan sebagai outlook defisitnya, nanti akan tergantung terhadap pelaksanaannya,” pungkas Febrio.

Sebagai informasi, keuangan negara melanjutkan posisi defisit dengan nilai semakin lebar pada Juni, mencapai Rp77,3 triliun. Angka defisit itu lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang baru sebesar Rp21,8 triliun.

Defisit yang semakin lebar tersebut, diperkirakan akan membawa angka defisit APBN tahun ini mencapai Rp609,7 triliun atau setara dengan 2,7% dari Produk Domestik Bruto.

Defisit APBN itu akan menjadi rekor terbesar sejauh data dikumpulkan mulai tahun 2005 silam oleh Bloomberg, di luar lonjakan defisit anggaran pada masa pandemi Covid-19. Persentase defisit itu juga melampaui perkiraan defisit APBN 2024 sebelumnya yang diperhitungkan di kisaran 2,29% pada awal tahun kemarin.

Namun, meski defisit makin melebar, pemerintah berencana memangkas penerbitan surat utang negara (SUN/SBN) pada tahun ini sebesar Rp214,6 triliun. Itu karena pemerintah berniat menutup sebagian bolong anggaran memakai Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari tahun lalu sebesar Rp100 triliun.

"Kami ajukan pada DPR untuk penggunaan SAL Rp100 triliun tambahan dari Rp51 triliun yang sudah kami usulkan dalam UU APBN," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR-RI dan Bank Indonesia di Gedung Parlemen, Senin (8/7/2024).

(azr/lav)

No more pages