Ini menandakan investor sedang memiliki minat yang tinggi terhadap aset berisiko. Alhasil, aset aman (safe haven) seperti emas menjadi kurang seksi.
“Namun, saya meyakini harga emas bisa lebih tinggi lagi dengan ekspektasi The Fed (Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat/AS) akan menurunkan suku bunga,” lanjut Haberkorn.
Mengutip CME FedWatch, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat diperkirakan menurunkan Federal Funds Rate pada September dengan peluang 69,7%. Suku bunga acuan diperkirakan turun lagi pada Desember, dengan kemungkinan 47,1%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,1. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI tercatat 58,17. Masih menghuni zona beli (long).
Dalam waktu dekat, sepertinya harga emas masih akan bergerak sideways. Ada peluang naik menuju titik resisten terdekat di US$ 2.370/troy ons. Namun kemungkinan titik ini akan menjadi pembalikan.
Sebab kemudian rasanya harga emas akan bergerak turun dengan US$ 2.346/troy ons sebagai target support. Jika tertembus, maka US$ 2.336/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
(aji)