Transaksi Kripto RI Turun Ratusan Triliun dalam 3 Tahun
Tara Marchelin
07 April 2023 07:35
Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat penurunan nilai transaksi kripto selama tiga tahun terakhir. Tahun lalu, nilai transaksi kripto turun 64,34% menjadi Rp 306,4 triliun, dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 859,4 triliun. Hingga Februari 2023, nilai transaksi kripto hanya mencapai Rp 25,9 triliun.
“Jadi ini trennya lagi turun, namun investornya justru meningkat. Per Februari 2023 sudah mencapai angka 17 juta. Jadi, investornya meningkat pesat tapi transaksinya turun,” kata Didid Noordiatmoko, Kepala Bappebti dalam acara Prospek Industri Kripto Pasca Pengesahan UU P2SK pada Kamis (6/4/2023).
Dilihat dari jenis aset kripto, pada 2022, Tether berkontribusi sebesar 23,29% dari total nilai transaksi, diikuti oleh Bitcoin sebesar 9,23%. Ethereum sebesar 8,11%, Dogecoin sebesar 2,22%, dan terra sebesar 1,8%.
Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda menilai, penurunan nilai transaksi aset kripto yang berbanding terbalik dengan jumlah investor terjadi karena para investor lebih senang melakukan perdagangan di pasar kripto luar negeri.
“Sekarang investor kita naik tapi mereka tradingnya di luar. Kenapa? Mereka terpaksa. Persoalannya adalah mereka mau trading lebih tapi di Indonesia tidak bisa provide. Kripto ini kan borderless. Itu yang akhirnya membuat mereka trading di luar. Opportunity kita hilang,” jelas Manda.