Hasil pemeriksaan data diri tersebut, lanjut Dian, akan dikirimkan setiap bank kepada platform milik OJK yakni SIGAP untuk dilakukan pertukaran data antar perbankan atas data pihak-pihak yang masuk kedalam daftar hitam.
“Kami juga akan tukarkan antar bank dan yang terkait rekening itu, sehingga bank tau semua siapa yang pernah terlibat dalam transaksi judol,” pungkas Dian.
Sebagai informasi, Dian juga melaporkan telah memblokir 6.056 rekening terkait dengan judi online. “Pemberantasan judi online yang berdampak pada perekonomian telah diblokir 6.056 rekening dari data yang disampaikan Kementerian Kominfo,” kata Dian dalam konferensi pers itu.
Sementara itu, ia juga menyatakan pendeteksian terkait jual beli rekening yang digunakan untuk transaksi judi online sulit dilakukan pada fase awal.
“Memang masalahnya terkait jual beli rekening ini kita agak sulit mendeteksi di awal, karena kita tidak tahu ada orang yang buat rekening ini (dan) ‘akan saya jual, kan begitu,” jelas Dian.
Lebih jauh Dian akan meminta perbankan membuat penilaian atau penetapan profil risiko dari setiap nasabah. “Kemudian pemantauan kesesuaian profil dengan transaksi–transaksi yang ada,” papar dia.
OJK memastikan bahwa sistem yang bisa mendeteksi parameter transaksi judi online terus disempurnakan. Dian memastikan bahwa kerja sistem anti–fraud dari masing–masing bank terlaksana.
(azr/ain)
