AS sendiri telah memberlakukan peraturan yang mencegah produsen kendaraan listrik mengambil mineral baterai dari China dan mengadakan pembicaraan dengan Filipina untuk menghentikan dominasi Beijing dalam pengolahan nikel di Asia Tenggara.
Melihat peluang ini, pemerintah RI sejak tahun lalu telah mendorong kesepakatan mineral kritis dengan AS yang akan memungkinkan Indonesia mendapat manfaat miliaran dolar dalam bentuk hibah, insentif pajak, dan pinjaman dari undang-undang iklim penting pemerintahan Biden. Namun, undang-undang tersebut menghadapi tentangan pada tahun pemilu, dan kemungkinan kemenangan Donald Trump pada bulan November bisa membuatnya berantakan.
Mansury mengatakan hasil pemilu presiden AS tidak mungkin mengubah jalur persaingan antara Washington dan Beijing, dilihat dari dua pemerintahan Amerika sebelumnya. Indonesia sedang bersiap untuk skenario terburuk dan inilah mengapa diversifikasi membuat negara ini menjadi mitra pilihan bagi pihak lain, tambahnya.
Indonesia tidak pernah memihak dalam persaingan AS-China dan secara konsisten mengadopsi kebijakan terbuka untuk mengejar kepentingannya sendiri, kata Mansury. Ini adalah posisi yang akan dilanjutkan oleh pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang akan dilantik pada 20 Oktober.
Agar tidak terjebak dalam persaingan, Indonesia sedang mencari negara lain di Asia Utara dan Timur Tengah untuk membuat perjanjian investasi, baik dalam mengembangkan baterai kendaraan listrik atau energi surya dan proyek infrastruktur.
Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution dari Korea Selatan baru-baru ini membuka pabrik sel baterai senilai US$1,1 miliar di Indonesia, yang merupakan yang pertama bagi negara ini.
Presiden Joko Widodo telah memposisikan Indonesia sebagai suara bagi negara-negara Selatan (Global South), sekelompok negara berkembang yang dijajah untuk sumber daya alam mereka, dan Mansury mengatakan ada peluang bagi mereka untuk mengembangkan rantai pasokan yang tangguh tanpa memilih pihak.
"Tidak ada yang akan menang jika terjadi banyak gangguan produksi pada rantai pasokan global," katanya.
(bbn)