Logo Bloomberg Technoz

RI Ajak AS & Negara Maju Investasi di Tambang Mineral Masa Depan

News
08 July 2024 17:30

Lokasi penambangan nikel yang dioperasikan Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian
Lokasi penambangan nikel yang dioperasikan Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Faris Mokhtar - Bloomberg News

Bloomberg, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury mengatakan negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) perlu berinvestasi di negara-negara dengan cadangan mineral  yang besar, untuk mengurangi risiko rantai pasokan. Menurutnya, komoditas ini adalah "minyak baru" yang mendorong geopolitik.

Mansury dalam wawancara dengan Bloomberg News minggu lalu mengatakan negara-negara maju perlu melihat ke mana arah pergeseran geo-ekonomi dan menyesuaikan prioritas mereka karena dunia sudah beralih ke energi terbarukan. Hal ini bisa membantu membangun hubungan ekonomi yang lebih baik dengan Indonesia, produsen nikel terbesar, logam yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik.

Indonesia sedang bersiap menandatangani perjanjian mineral kritis yang luas untuk meningkatkan perekonomian, karena persaingan AS-China semakin intensif. Meskipun China adalah mitra dagang terbesar RI dan memiliki cengkeraman kuat pada sektor pengolahan nikel, Indonesia melihat AS memainkan peran kunci dalam transisi perekonomian.

Ada "pengakuan dari AS bahwa energi terbarukan sebenarnya adalah industri yang sangat strategis," kata Mansury. "Mineral kritis seperti minyak di masa lalu, atau sebenarnya minyak masa depan."