Pasalnya, kata dia, masih beberapa hal belum selesai, sebagai bagian dari syarat proses penggabungan tersebut. Sementara itu, pada kesempatan yang lalu ia menyampaikan aksi korporasi tersebut akan diputuskan pada April 2024.
"Belum selesai, ada keterlambatan data yang kami terima dari KAP [Kantor Akuntan Publik] mengumpulkan datanya kelamaan, jadi belum selesai. Yang paling lama data perkreditan," ujar Nixon April lalu.
Adapun BTN menargetkan melakukan spin off Unit Usaha Syariah (UUS) atau BTN Syariah pada semester-I 2025.
Nixon menegaskan, rencana tersebut sudah masuk ke dalam aksi korporasi BTN tahun 2025 pada prioritas kedua. Pihaknya pun telah menyiapkan modal sebesar Rp1,5 – Rp6 triliun untuk rencana ini.
“Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp1,5 triliun sampai Rp 6 triliun total capital-nya, supaya dia nggak turun ke Buku I. Kita harapkan dia tetap di Buku II,” ujar Nixon dalam rapat.
(mfd/dhf)