Heri sendiri turut mengakui proses evakuasi serta pemcarian korban masih lainnya masih terkendala oleh cuaca yang pada hari ini kembali hujan dengan intesitas sedang, dan pencarian baru kembali dilakukan hari ini sejak pukul 10.00 WITA.
"Untuk proses pencarian sendiri kita dibagi beberapa posko agar supaya kita estafetnya itu enggak susah, karena memang untuk akses itu enggak bisa akses mobil, enggak bisa tembus [titik TKP]. Dari ujung kampung [menuju TKP] ada jembatan gantung, yang jembatan gantung itu hanya bisa dilewati pejalan kaki sama motor," jelasnya.
Meski demikan Heri sendiri belum dapat memastikan siapa dan bagaimana pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pengusaha tambang emas ilegal tersebut kepada korban.
"Mungkin akan diproses oleh pihak Kepolisian, tetapi untuk sementara untuk tugas kita sendiri hanya fokus untuk pencarian korban," tegasnya.
Daftar 22 korban longsor tambang emas di Gorontalo yang masih dalam pencarian:
- Hendra Pakaya (L), 30 tahun
- Kevin Pakaya (L), 17 tahun
- Pandris Uno/Tune (L) 47 tahun
- Hamdan Moh. Kango (L) 50 tahun
- Arjun Djafar (L) 22 tahun
- Roy Kusina (L) 22 tahun
- Risno Djafar (L) 48 tahun
- Hartati Ibrahim (P)
- Ringko Butato (L)
- Perdin Kunge/yudi (L) 22 tahun
- Ambran Lakoro (L)
- Royan (L)
- Yanto (L)
- Pute (L)
- Sarif Usman/karagam (L) 45 tahun
- Rudin Kunye (L) 55 tahun
- Samsir Tohopi (L) 36 tahun
- Ramlah Kumuriah (L) 40 tahun
- Saiful Kadoli (L) 48 tahun
- Isran Jabi (L) 41 tahun
- Muhamad Akuba (L) 53 tahun
- Emi Pou (P) 26 tahun
Sumber: Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (SAR) wilayah Gorontalo
(prc/wdh)