Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (8/7/2024), dibuka melemah. Pada pukul 9.07, indeks kehilangan 23,44 poin atau setara dengan 0,32% ke level 7.229.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,91 miliar saham dengan nilai transaksi Rp735 miliar. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 112.055 kali.
Sebanyak 180 saham menguat, dan 175 saham melemah. Sementara, 217 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Dengan data terbaru yang menunjukkan tingkat pengangguran melonjak ke level tertinggi sejak 2021, dan angka-angka lain yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah, para trader saat ini memperhitungkan prospek dua kali penurunan suku bunga The Fed tahun ini yang dimulai pada September 2024.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Non-Farm Payrolls meninggi ke 206.000 di Juni dan pertumbuhan pekerjaan dalam dua bulan sebelumnya direvisi turun 111.000. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan kenaikan 190.000.
Tingkat pengangguran melonjak menjadi 4,1%, tertinggi sejak 2021, dan pendapatan rata-rata per jam melemah angkanya.
Sejumlah data tersebut menggarisbawahi pelemahan bertahap di pasar tenaga kerja, yang akan mendukung ekspektasi penurunan suku bunga jelang tutup tahun ini. Data itu konsisten dengan laporan lain yang menunjukkan penurunan tajam dalam lowongan pekerjaan tahun ini, dan peningkatan jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran.
Perlambatan perekrutan yang berkelanjutan, dikombinasikan dengan moderasi inflasi baru-baru ini, memperkuat ekspektasi para pembuat kebijakan di The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan paling cepat pada September. Laporan ketenagakerjaan adalah data terbaru sebelum pertemuan para pejabat The Fed pada bulan ini.
“Saya pikir reli masih memiliki ruang untuk dijalankan,” terang Jeff Klingelhofer, salah satu kepala investasi di Thornburg Investment Management di Santa Fe.
The Fed memiliki “Bias yang sangat kuat untuk memulai siklus pelonggaran ringan karena tenaga kerja kembali seimbang” dan inflasi mungkin akan turun secara mengejutkan, katanya.
“Apa yang akan memperkuat September adalah putaran data lainnya, dan yang lebih penting adalah apa yang kita lihat dalam hal inflasi di minggu depan dan tentu saja pada bulan depan,” kata Jeffrey Rosenberg, Manajer Portofolio di BlackRock Inc., kepada Bloomberg Television, pada Jumat kemarin.
Pelonggaran pasar tenaga kerja yang sangat ketat secara bertahap konsisten dengan “Narasi Disinflasi yang sempurna” dari The Fed dan akan memberikan kepercayaan kepada para pejabat untuk menurunkan suku bunga pada paruh kedua, menurut Michael Feroli dari JPMorgan Chase & Co.
Selanjutnya, pekan ini kalender ekonomi bakal sibuk. Rilis data inflasi Amerika Serikat akan menjadi perhatian pasar dengan cermat yang menanti konfirmasi lebih lanjut atas skenario pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve pada September. Data inflasi Juni yang landai akan membuat pasar makin optimistis setelah tingkat pengangguran AS secara tak terduga melonjak kemarin.
(fad)