Rute Air New Zealand dari Auckland ke New York dan rute Qantas dari Sydney ke New York bakal menjadi sejarah baru penerbangan langsung terlama. Sebelumnya predikat penerbangan komersil langsung paling lama dimiliki Singapore Airlines menuju New York dengan lama penerbangan 18 jam.
"Kondisi ini bak undian dengan pilihan ratusan destinasi di Eropa termasuk London dan Paris cuma dengan menjangkau NYC sebentar saja dengan maskapai-maskapai mitra kami," kata Chief Customer dan Sales Officer Air New Zealand, Leanne Geraghty sebagaimana dikutip dari Bloomberg News.
Geraghty menyebutkan, pesanan untuk perjalanan rute Auckland-New York ramai peminat sejak diluncurkan pada September 2022 lalu. Apalagi pada saat akan masuk musim panas nanti.
Qantas dan Air New Zealand sama-sama menyadari pentingnya strategi meraup untung dari keinginan para penumpang penerbangan rute panjang untuk mendapatkan ruang sekadar meluruskan kaki. Ruang kaki dan penyewaan ruang tidur dianggap lebih menguntungkan dibandingkan mengisi kabin seluruhnya dengan tempat duduk.
"Penumpang dengan penerbangan panjang memang sangat butuh kenyamanan semacam itu. Dari apa yang mereka pesan untuk penerbangannya, hal itu sangat kelihatan," kata COO perusahaan agen perjalanan House of Travel Brent Thomas yang berbasis di Christchurch, Selandia Baru.
Pascapandemi geliat industri penerbangan makin terasa. Mobilitas membuat para calon penumpang getol memesan tiket pesawat dan maskapai penerbangan kian bersaing dalam memasang harga. Banyak yang mulai menaikkan harga termasuk memasukkan biaya bahan bakar pesawat secara penuh dalam komponen harga tiket pesawat.
Menurut situs kayak.com, harga tiket penerbangan langsung pulang pergi (PP) kelas ekonomi pada Agustus 2023 ada di rentang harga NZ$ 2300 hingga NZ$ 3,200 atau setara dengan Rp 22.163.700 hingga Rp 30.836.500 untuk kurs hari ini. Sementara tiket dengan transit di Houston maupun Los Angeles bisa didapatkan dengan harga di bawah NZ$2,000.
Sementara itu United Airlines Holdings Inc (UAH) yang merupakan perusahaan induk maskapai publik Amerika pada pekan ini menyatakan bahwa laba pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Qantas sendiri diketahui hampir kolaps dalam 3 bulan pertama masa pandemi akan mulai bisa mengejar untungnya pada tahun ini dan tahun depan, sebagaimana diperkirakan para analis. Baik bagi Qantas maupun Air New Zealand, rute panjang ke Eropa dan Amerika adalah pasar yang menguntungkan sebagai tujuan wisata pada saat masa liburan di Asia. Sementara rute New York jelas adalah rute kunci dalam jaringan penerbangan internasionalnya.
Namun rute penerbangan langsung dengan waktu yang panjang bukan tanpa tantangan. Buktinya pada percobaan penerbangan langsung ke New York sebelum peluncuran, Air New Zealand sempat harus mengurangi muatan. Ada bagasi 65 penumpang dari New York menuju Auckland yang diturunkan untuk memastikan pesawat bisa terbang dengan mulus. Sementara kasus lainnya adalah pesawat Boeing 787s hampir berhenti di Fiji untuk mengisi bahan bakar.
Sementara CEO Qantas lan Joyce tahun lalu menilai bahwa warga Australia kini bisa memiliki opsi terbang dulu ke Selandia Baru untuk kemudian menjangkau AS. Sementara soal kendala yang sempat dihadapi Air New Zealand itu tak ditanggapi oleh Qantas.
Meski sejumlah kendala muncul dalam penerbangan langsung dalam waktu panjang itu, namun rute tersebut dianggap sangat menjanjikan.
"Saya pikir rute ini akan sukses," kata Thomas dari House of Travel.
(ezr/adm)