Logo Bloomberg Technoz

Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour menegaskan Eramet SA dan BASF SE sudah mantap memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi pada proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara; kendati pemerintah mengatakan proyek tersebut hanya 'ditunda sementara'.

Bruno menggarisbawahi Eramet tidak bakal menggandeng mitra baru untuk menggarap proyek Sonic Bay yang merupakan pembangunan smelter HPAL itu. Hal ini terjadi karena Sonic bay mengacu pada proyek yang digarap oleh BASF SE dan Eramet.

“Tidak ada kemungkinan untuk Eramet mengerjakan proyek ini dengan mitra lainnya karena Sonic Bay adalah proyek yang kami kerjakan dengan BASF,” ujar Bruno dalam pernyataan tertulis ke Bloomberg Technoz, dikutip Senin (1/7/2024).

Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah bakal mencari investor baru untuk menggarap proyek smelter nikel/kobalt berbasis HPAL usai BASF SE dan Eramet SA mengakhiri kerja sama di proyek Sonic Bay tersebut.

Arifin mengatakan banyak investor lain yang minat untuk menggarap smelter HPAL tersebut.

“Ya kalau mundur kita cari yang lain. Iya [kita akan cari mitra lain], masih banyak yang lain yang mau,” ujar Arifin saat ditemui di kantornya, Jumat (28/6/2024).

Terpisah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia justru membantah bahwa BASF SE dan Eramet SA membatalkan investasi dalam proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.

Menurutnya, dua investor asal Eropa itu hanya menunda sementara investasi proyek pengembangan pabrik pemurnian atau smelter nikel/kobalt berbasis HPAL tersebut, imbas penurunan pasar EV di Eropa.

(dov/lav)

No more pages