Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) yang anjlok 17%, PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) jatuh 16%, dan PT Argo Pantes Tbk (ARGO) ambruk 9%.

Pada Jumat sore hari, Kospi (Korea Selatan) memimpin penguatan dengan melesat 1,32%. Disusul oleh SETI (Thailand) menguat 0,84%, Shenzhen Comp. (China) menghijau 0,52%, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) melonjak 0,25%, dan Weighted Index (Taiwan) meningkat 0,14%.

Shenzhen Comp. (Bloomberg)

Sementara Bursa Saham Asia lainnya kompak ada di zona merah i.a Hang Seng (Hong Kong) terdepresiasi 1,27%, Straits Time (Singapura) drop 0,85%, Topix (Jepang) terjungkal 0,49%, CSI 300 (China) merah 0,43%, KLCI (Malaysia) kehilangan 0,35%, Shanghai Composite (China) melemah 0,26%, dan juga PSEI (Filipina) melemah 0,23%.

Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi keempat di Asia, setelah index Shenzhen Comp., Bursa China.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Bertepatan jelang rilis data pengangguran, dan rekrutmen tenaga kerja utama nanti malam atau Jumat pagi waktu AS, yaitu data tingkat pengangguran AS pada Juni, lalu Non-Farm Payroll (NFP) juga akan dirilis.

“Pasar memperkirakan lapangan kerja akan menunjukkan sedikit perlambatan atau stabilitas. Tanda apapun bahwa perekonomian AS melambat lebih cepat bisa menjadi hal yang sangat positif bagi mata uang negara-negara berkembang,” kata Marco Oviedo, Ahli Strategi Investasi Senior di XP Investimentos di Sao Paulo, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Sebelumnya, data terbaru pada laporan di Rabu mencerminkan sektor jasa AS berkontraksi pada laju tercepat dalam empat tahun, sementara pasar tenaga kerja melihat tanda-tanda pelemahan lebih lanjut sebelum angka pekerjaan utama pada Jumat nanti malam.

“Dengan jasa ISM kemarin melemah menjadi 48,8, yang paling jatuh sejak pandemi dan memburuknya klaim lapangan pekerjaan, pada nantinya data negatif dipandang positif bagi pasar,” kata Justin Onuekwusi, Kepala Investasi di St James Place. “Rasanya September adalah tanggal yang dinanti semua orang.”

Euforia yang terjadi didorong oleh serangkaian data ekonomi AS yang melambat, yang menghidupkan kembali harapan pemangkasan suku bunga pada September.

Hal senada juga diambil dari pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada awal pekan ini bahwa inflasi kembali ke jalur menurun menuju target, sehingga memacu kepercayaan pasar terhadap pelonggaran moneter.

Data-data terbaru ini membuat asa pemangkasan suku bunga acuan kembali meningkat.

Mengutip CME FedWatch Tools sore ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September menanjak ke angka keyakinan 68,1% lebih tinggi dari sebelumnya yang sempat menyentuh 56%.

Probabilitas Federal Funds Rate dalam Rapat September (Sumber: CME FedWatch)

Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat Desember. Peluangnya bertambah signifikan menjadi 46,3% juga lebih tinggi dari sebelumnya di angka 42%.

(fad)

No more pages