Logo Bloomberg Technoz

ADB juga menyebut sikap wait and see oleh pelaku bisnis akan terus berlanjut sehingga menahan laju investasi. Investasi mesin dan bangunan diproyeksikan tumbuh sekitar 5% pada tahun 2023. Proyeksi ini didasarkan pada melambatnya kinerja ekspor dan perilaku investor yang cenderung hati-hati menjelang tahun pemilu. Namun ADB menilai implementasi penuh dari Omnibus Law UU Cipta Kerja bisa memberikan sedikit dorongan bagi investasi.

"Meskipun demikian, investasi kemungkinan belum akan menguat karena dunia usaha masih melihat situasi," bunyi laporan tersebut.

Laporan ADB juga mencatat dua hal yang perlu menjadi perhatian untuk jangka menengah dan panjang. Yakni, hilangnya pendapatan para pekerja dan hilangnya pembelajaran anak-anak selama pandemi dapat mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, sebagian besar indikator ketenagakerjaan penting telah membaik dibandingkan dengan angka-angka pada 2020, tetapi belum kembali ke tingkat sebelum pandemi. Berbagai indikator itu termasuk pengangguran, informalitas, dan upah riil.

"Sebuah langkah yang dapat memitigasi dampak buruk terhadap pasar tenaga kerja adalah Program Kartu Prakerja dari pemerintah, yang memberikan keterampilan teknis dan kejuruan melalui pembelajaran digital, pelatihan untuk memulai usaha, dan beasiswa," tutup ADB.

(evs)

No more pages