Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berbalik menguat setelah dibuka melemah sendirian di perdagangan pasar spot hari ini, Jumat (5/7/2024), pasca rilis data cadangan devisa Juni dilaporkan oleh Bank Indonesia mencatat peningkatan US$1,2 miliar di tengah tekanan yang dialami rupiah sepanjang bulan lalu.
Rupiah spot bergerak menguat tipis 0,03% ke Rp16.325/US$ bergabung dengan tren penguatan hampir semua valuta Asia kecuali yuan Tiongkok pada pukul 10:17 WIB.
Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa RI pada Juni naik US$1,2 miliar menjadi US$140,2 miliar. Kenaikan cadev Juni itu menjadi kenaikan kedua berturut-turut tahun ini setelah Mei lalu juga bertambah US$2,78 miliar.
Dalam keterangan resmi BI pagi ini, bank sentral menjelaskan, kenaikan cadev pada Juni dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah karena masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin Haryono, Asisten Gubernur Bank Indonesia dalam rilis pagi ini.
Pada Juni, pemerintah menarik utang valas baru melalui penerbitan sukuk global senilai US$2,35 miliar. Arus modal asing juga masih banyak mengalir masuk dari penerbitan instrumen operasi moneter Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama Juni, rupiah terperosok tekanan global dan sentimen ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintahan baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pelemahan rupiah sedikitnya mencapai 1,2% hingga sempat menyentuh Rp16.450/US$, terlemah sejak awal April 2020.
Tekanan itu menguras nilai cadangan devisa. Namun, pada saat yang sama, pasokan cadangan devisa meningkat karena pemerintah bulan lalu juga menjual sukuk global hingga sebesar US$2,35 miliar. Penambahan cadangan devisa dari penerimaan pajak dan jasa pada Juni mungkin mengisyaratkan kinerja ekspor pada Juni masih positif sebagaimana yang terjadi pada Mei lalu kala ekspor RI tumbuh hampir 3%.
(rui)