Logo Bloomberg Technoz

Institute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas jasa di AS yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di 48,8. Jauh di bawah bulan sebelumnya yang sebesar 53,8 dan menjadi yang terendah sejak April 2020, kala pandemi Covid-19 sedang mengganas.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Skor di bawah 50 menunjukkan aktivitas yang berada di zona kontraksi, bukan ekspansi.

Sektor jasa adalah tulang punggung ekonomi AS, dengan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai hampir 80%. Jadi masalah di sektor ini akan menyebabkan problema terhadap perekonomian AS secara keseluruhan.

Rilis data kedua adalah di bidang ketenagakerjaan. Automatic Data Processing Inc IADP) mengumumkan sektor swasta AS menciptakan 150.000 lapangan kerja pada Juni. Lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 157.000 dan menjadi yang terendah sepanjang tahun ini.

Masih di sektor ketenagakerjaan, klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) pada pekan yang berakhir 29 Juni tercatat 238.000. Naik 4.000 dibandingkan pekan sebelumnya.

Perkembangan ini menandakan bahwa ekonomi Negeri Adikuasa mulai ‘mendingin’. Oleh karena itu, kebutuhan stimulus moneter menjadi meningkat.

Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 66,5%. Federal Funds Rate mungkin bisa turun 25 bps lagi menjadi 4,75-5% pada Desember, dengan peluang 45%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas lebih menguntungkan saat suku bunga bergerak turun.

(aji)

No more pages