“Pasar memperkirakan lapangan kerja akan menunjukkan sedikit perlambatan atau stabilitas. Tanda apapun bahwa perekonomian AS melambat lebih cepat bisa menjadi hal yang sangat positif bagi mata uang negara-negara berkembang,” kata Marco Oviedo, Ahli Strategi Investasi Senior di XP Investimentos di Sao Paulo, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Sebelumnya, data terbaru pada laporan di Rabu mencerminkan sektor jasa AS berkontraksi pada laju tercepat dalam empat tahun, sementara pasar tenaga kerja melihat tanda-tanda pelemahan lebih lanjut sebelum angka pekerjaan utama pada Jumat nanti malam.
“Dengan jasa ISM kemarin melemah menjadi 48,8, yang paling jatuh sejak pandemi dan memburuknya klaim lapangan pekerjaan, pada nantinya data negatif dipandang positif bagi pasar,” kata Justin Onuekwusi, Kepala Investasi di St James Place. “Rasanya September adalah tanggal yang dinanti semua orang.”
Euforia yang terjadi didorong oleh serangkaian data ekonomi AS yang melambat, yang menghidupkan kembali harapan pemangkasan suku bunga pada September.
Hal senada juga diambil dari pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada awal pekan ini bahwa inflasi kembali ke jalur menurun menuju target, sehingga memacu kepercayaan pasar terhadap pelonggaran moneter.
Data-data terbaru ini membuat asa pemangkasan suku bunga acuan kembali meningkat.
Mengutip CME FedWatch Tools pagi ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September menanjak ke angka keyakinan 66,5% lebih tinggi dari sebelumnya yang sempat menyentuh 56%.
Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat Desember. Peluangnya bertambah signifikan menjadi 46,2% juga lebih tinggi dari sebelumnya di angka 42%.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, para pelaku pasar sekarang melihat 74% peluang pemangkasan suku bunga acuan terjadi pada bulan September.
“Data ISM Non-Manufacturing Index anjlok ke level 48,8 di bulan Juni, terendah sejak April 2020, dari level 53,8 di bulan Mei dan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang berada di level 52,5,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Data Factory Orders juga memperlihatkan permintaan baru atas barang-barang yang di buat di AS menciut 0,5% mtm pada Mei, menghapus kenaikan 0,4% mtm pada bulan sebelumnya dan bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang bakal ada kenaikan 0,2% mtm.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,34% ke 7.220 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sudah berada di akhir wave [v] dari wave 1 dari wave (3), sehingga penguatannya akan cenderung terbatas untuk menguji 7.265-7.282,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (5/7/2024).
Herditya juga memberikan catatan, waspadai akan adanya pembalikan arah IHSG untuk membentuk wave 2 ke rentang area 7.059-7.144.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ASII, CPIN, HRTA, dan PNLF.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, capital inflow bisa berlanjut di Pasar Modal Indonesia, efek The Fed menilai inflasi AS berada di jalur yang tepat menuju target 2%, tapi memerlukan bukti yang lebih kuat terkait konsistensi penurunan inflasi menuju level tersebut sebelum dapat memangkas suku bunga.
“Tanpa ada arahan Wall Street (4/7), IHSG mungkin sedikit gamang di Jumat (5/7). Terlebih secara teknikal, Stochastic RSI mengindikasikan kondisi sangat Overbought. Oleh sebab itu, rally penguatan IHSG kemungkinan tertahan di Jumat (5/7). IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang 7.200-7.240 di Jumat (5/7),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi HMSP, BFIN, BUKA, MAIN, dan CPIN.
(fad/wep)