Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebut black campaign atau kampanye hitam yang dilakukan oleh sejumlah kalangan; termasuk oleh selebritas maupun influencer asal India terhadap kelapa sawit Indonesia bukanlah hal yang baru.

Ketua Kompartemen Media Relation Bidang Komunikasi Gapki Fenny A Sofyan menyatakan kampanye hitam ini merupakan perpanjangan dari kampanye serupa yang sebelumnya telah dilancarkan di negara-negara Barat (Uni Eropa), yang kini telah merambah ke Negeri Taj Mahal tersebut melalui berbagai konten media sosial.

Fenny bahkan menuturkan pola kampanye hitam ini sangat mirip dengan yang terjadi di negara-negara Barat, di mana konten-konten yang beredar disebutnya mengandalkan hasil riset tertentu yang mengaitkan kelapa sawit dengan dampak negatif bagi kesehatan.

"Kita ketahui India adalah salah satu importir kelapa sawit indonesia terbesar, maka sangat disayangkan jika kaum muda [terutama] memiliki pemahaman yang keliru terkait kelapa sawit," ungkap Fenny kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (5/7/2024).

Produksi minyak kelapa sawit./Bloomberg-Ferley Ospina

Kaum muda yang seringkali memiliki perhatian besar terhadap isu kesehatan dan lingkungan inilah, yang menurutnya, kian mendasari luasnya kampanye hitam tersebut di India.

Selain menyebarkan konten negatif di media sosial, Fenny juga menerangkan, beberapa artis maupun influencer juga turut menggaungkan label "No Palm Oil" sebagai bagian dari promosi hidup sehat.

Oleh karenanya, untuk mengembalikan citra sawit RI, pemerintah Indonesia bersama GAPKI, Malaysian Palm Oil Council (MPOC), dan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) telah berkoordinasi dengan Asian Palm Oil Alliance (APOA), yang merupakan aliansi negara-negara konsumen kelapa sawit di Asia.

"[Mereka] sepakat untuk melakukan kampanye positif kelapa sawit di India," tegasnya.

Ditemui pada akhir April 2024, Ketua Umum Gapki Eddy Martono dalam paparannya mencatat, berdasarkan data Gapki, volume ekspor Crude Palm Oil/CPO Indonesia ke sejumlah negara dari Januari ke Februari 2024 mengalami tren penuruan.

Pengapalan ke India juga terpantau turun menjadi 2,4 juta ton dari 5,27 juta ton. Lalu, ke Pakistan dari 2,84 juta ton turun menjadi 1,87 juta ton, dan ke China dari 3,75 juta ton menjadi 3,26 juta ton. Adapun, ke Uni Eropa juga mengalami penurunan menjadi 3,41 juta ton dari 3,68 juta ton.

"Ekspor produk sawit ke Uni Eropa pada 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2022, atau dari 5,3 juta ton kemudian turun menjadi 4,17 juta ton. Jadi ada penurunan terus di Uni Eropa," kata Eddy.

"Kampanye negatif yang makin meningkat juga dibeberapa negara akan mempengaruhi kinerja industri sawit di tahun 2024," tegasnya.

(prc/wdh)

No more pages