Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang mempertahankan penguatan di kisaran terbatas dalam perdagangan hari bursa terakhir pekan ini, Jumat (5/7/2024).
Peluang itu didukung pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) yang makin melandai jelang rilis data pengangguran dan rekrutmen tenaga kerja nanti malam atau Jumat pagi waktu AS.
Bank Indonesia juga dijadwalkan mengumumkan posisi cadangan devisa Juni pagi ini di mana nilainya diperkirakan akan turun akibat kebutuhan stabilisasi rupiah yang mengalami tekanan sepanjang bulan lalu. Namun, penurunannya mungkin terbatas sejurus dengan langkah pemerintah menarik utang baru sukuk global senilai US$2,35 miliar.
Indeks dolar AS tadi malam ditutup melemah 0,26% dan pagi ini masih stabil di kisaran 105,14. Pergerakan rupiah offshore terpantau juga masih stabil di kisaran rendah antara Rp16.333-Rp16.345/US$ pagi ini. Level itu tidak jauh dari posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.330/US$.
Sinyal penguatan juga terlihat pada pembukaan pasar Asia pagi ini di kala sentimen pasar agak sepi karena bursa AS kemarin libur peringatan Hari Kemerdekaan 4 Juli. Won Korea dibuka menguat 0,14%, baht Thailand dan dolar Singapura juga menguat di awal perdagangan.
Hari ini para investor domestik akan menunggu rilis data cadangan devisa yang akan diumumkan pukul 10:00 WIB. Posisi cadev Juni kemungkinan akan kembali tertekan, terkuras kebutuhan stabilisasi rupiah yang melemah lebih dari 1% bulan lalu. Namun, tekanan pada cadev itu mungkin akan terbatas karena pada saat yang sama, pemerintah melakukan penarikan utang baru melalui penerbitan sukuk global senilai US$2,35 miliar.
Sedangkan dari luar negeri, nanti malam atau pagi waktu AS, akan ada banyak data penting yang ditunggu-tunggu para investor. Yaitu data tingkat pengangguran AS bulan Juni, lalu nonfarm payroll juga akan dirilis. Pidato Gubernur The Fed New York John Williams juga akan ditunggu oleh pelaku pasar.
Asumsi rupiah di APBN
Badan Anggaran DPR RI bersama pemerintah memutuskan mematok nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp15.300-Rp15.900/US$ dalam asumsi makro rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025.
Kisaran itu lebih kuat dibanding usulan pemerintah yang tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, yang semula ditetapkan di Rp15.300-Rp16.000/US$.
Penetapan asumsi kurs yang lebih kuat itu salah satunya dilatarbelakangi perkiraan bahwa stance kebijakan moneter di negara-negara maju tahun depan akan melonggar sehingga mengurangi tekanan di pasar keuangan domestik.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini di kisaran sempit dengan target penguatan terdekat menuju Rp16.300-Rp16.280/US$.
Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp16.250/US$ yang menjadi level paling optimis.
Melihat tren jangka pendek, rupiah memiliki support level di Rp16.350/US$ dan Rp16.385/US$, serta Rp16.400/US$ sebagai support terkuat yang tercermin dari pergerakan time frame daily, dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.

(rui)