Logo Bloomberg Technoz

Turun Hujan Meski Masih Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Redaksi
04 July 2024 20:40

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Istana Negara. (Tangkapan layar Sekretariat Presiden)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Istana Negara. (Tangkapan layar Sekretariat Presiden)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Namun, hujan terlihat sering terjadi di banyak wilayah di Indonesia.

Menanggapi fenomena ini, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan meski sebagian besar wilayah di Indonesia berstatus musim kemarau, bukan berarti tidak akan turun hujan sama sekali. 

"Sebagian besar wilayah Indonesia terjadi kemarau Juli dan Agustus 2024 yaitu sebanyak 77,27%, di mana 63,95% durasi musim kemarau diprediksi terjadi selama 3 hingga 15 dasarian. Meski demikian, bukan berarti dalam periode kemarau tidak ada hujan sama sekali. Ada hujan meski hanya kisaran di bawah 50 mm/dasariannya," ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7/2024).

Dalam sepekan ke depan, menurut dia, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional - global yang cukup signifikan. Diantaranya, termonitornya aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Sebagian besar Papua.

Selain itu, suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia memberikan kontribusi dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.