Logo Bloomberg Technoz

Sektoral saham teknologi, saham konsumen non primer, dan saham perindustrian jadi yang tertinggi kenaikannya pada hari ini, menguat mencapai 1,88%, 1,30%, dan 1,02%. Selanjutnya saham transportasi menguat hingga 0,59%.

Saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya PT Vktr Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) yang melesat 34%, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) melonjak 31%, dan PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) melejit 22,2%.

Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) yang jatuh 14,2%, PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) ambruk 12,5%, dan PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) anjlok 12,2%.

Pada sore hari ini pukul 16.40 WIB, sejumlah index saham utama Asia juga kompak bergerak menghijau. i.a Weighted Index (Taiwan) terangkat 1,51%, Kospi (Korea Selatan) terbang 1,11%, Topix (Jepang) menghijau 0,92%, PSEI (Filipina) melonjak 0,89%, Nikkei 225 (Tokyo) meningkat 0,82%, dan Straits Time (Singapura) juga menghijau 0,71%.

Senada, SETI (Thailand) mencatat penguatan 0,51%, Hang Seng (Hong Kong) berhasil menguat 0,28%, Ho Chi Minh Stock Exchange (Vietnam) terdongkrak 0,24%, SENSEX (India) melonjak 0,11%, dan KLCI (Malaysia) menguat 0,09%.

Di sisi berseberangan, Shenzhen Comp. (China) melemah 1,58%, Shanghai Composite (China) drop 0,83%, dan CSI 300 (China) merah 0,38%.

Adapun Bursa Asia berhasil bergerak lebih baik dari yang terjadi di Bursa Saham Amerika Serikat. Dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks utama di Wall Street ditutup bervariasi (Mixed).

Nasdaq Composite, dan S&P 500 finis di zona hijau, dengan menguat 0,88%, dan 0,51% bagi keduanya. Sementara, Dow Jones Industrial Average berhasil finis di zona merah, dengan melemah 0,06%.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Data terbaru menunjukkan sektor jasa Amerika Serikat mengalami kontraksi dengan laju tercepat dalam empat tahun, sementara pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda perlambatan lebih lanjut.

"Berita buruk adalah kabar baik," kata Fawad Razaqzada di City Index dan Forex.com. "Begitulah reaksi aset berisiko setelah rilis data AS hari ini."

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, sektor jasa AS mengalami kontraksi pada pencatatan bulan lalu, memberikan tanda-tanda bahwa ekonomi kehilangan tenaga.

Sektor jasa adalah acuan dan gambaran jelas terhadap ekonomi AS, dengan andil terhadap Produk Domestik Bruto mencapai nyaris 80%. Jadi masalah di sektor ini akan menyebabkan masalah tersendiri terhadap perekonomian AS secara keseluruhan.

Adapun Institute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas jasa di Negeri Paman Sam yang dinilai dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) ada di angka 48,8. Jauh di bawah bulan sebelumnya yang menyentuh 53,8 dan sekaligus menjadi yang terendah sejak April 2020, kala pandemi Covid-19 sedang menyerang.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di bawah 50 mencerminkan aktivitas sedang berada di zona kontraksi, bukan dalam laju ekspansi. Makin memperkuat alasan untuk pemangkasan suku bunga acuan akan dimulai dalam waktu dekat.

Sebuah indikator terpisah yang diterbitkan pada Rabu menunjukkan, Klaim berulang untuk tunjangan pengangguran naik selama sembilan minggu berturut-turut, rentang terpanjang sejak 2018 yang mengindikasikan semakin banyak orang yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan baru.

Data-data terbaru ini membuat asa pemangkasan suku bunga acuan kembali meningkat.

Mengutip CME FedWatch Tools sore ini, probabilitas Bank Sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,00–5,25% dalam rapat September menanjak ke angka keyakinan 66,5% lebih tinggi dari sebelumnya yang sempat menyentuh 56%.

Kemudian, Federal Funds Rate diperkirakan bakal turun lagi 25 bps ke 4,75–5,00% pada rapat Desember. Peluangnya bertambah menjadi 44,9% juga lebih tinggi dari sebelumnya di angka 42%.

(fad/ain)

No more pages