Logo Bloomberg Technoz

Tantangan Investasi

Senada dengan itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan investasi menjadi tantangan untuk mencapai target bauran EBT 23% pada 2025. 

“Kalau banyak pertanyaan kenapa 23% belum tercapai? Jawabannya karena investasinya tidak ada,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam agenda Green Economy Expo yang disiarkan secara virtual, Kamis (4/7/2024).

Dalam paparannya, Eniya mengelaborasikan kebutuhan investasi dari berbagai pembangkit listrik berbasis EBT:  

1) Pembangkit listrik tenaga (PLT) Air

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 10,4 gigawatt (GW)
  • Total penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK): 46,46 juta ton setara karbon dioksida atau CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$25,63 miliar 

2) PLT Surya Skala Besar 

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 4,68 GW
  • Total penurunan emisi GRK: 6,97 juta ton CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$3,2 miliar 

3) PLT Panas Bumi

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 3,35 GW
  • Total penurunan emisi GRK: 22,4 juta ton CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$17,35 miliar 

4) PLT Bioenergi

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 590 MW
  • Total penurunan emisi GRK: 4,61 juta ton CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$2,2 miliar 

5) PLT Bayu

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 597 MW
  • Total penurunan emisi GRK: 2,22 juta ton CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$1,03 miliar 

6) PLT EBT Base 

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 1,01 GW
  • Total penurunan emisi GRK: 4,51 juta ton setara karbon dioksida atau CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$5,49 miliar 

7) PLT Peaker 

  • Target penambahan kapasitas sampai dengan 2030: 300 MW
  • Total penurunan emisi GRK: 2,01 juta ton setara karbon dioksida atau CO2e
  • Membutuhkan investasi: US$0,28 miliar 

Salah satu lembaga thinktank energi internasional, Ember, melaporkan ketergantungan Indonesia terhadap batu bara tumbuh pesat pada 2023, guna memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat.

Di Indonesia, pangsa listrik yang dihasilkan dari batu bara meningkat sedikit ke rekor tertinggi baru sebesar 61,8%. Hal ini mengakibatkan Indonesia melampaui Polandia dalam hal pangsa batu bara dalam pembangkitan listrik pada 2023, setelah melampaui China pada 2022.

Sekadar catatan, China dan Polandia merupakan negara yang secara historis memiliki ketergantungan yang tinggi pada batu bara.

“Secara keseluruhan, Indonesia dan Filipina adalah dua negara yang paling bergantung pada batu bara di Asia Tenggara dan ketergantungan mereka pada batu bara tumbuh dengan cepat,” sebagaimana dikutip berdasarkan laporan Ember dalam situs resminya, dikutip Kamis (4/7/2024).

(dov/wdh)

No more pages