Trubus menambahkan bahwa Kementerian Kominfo terbilang ‘basah’ sebagai wadah pengisian pos jabatan dari para kalangan politisi termasuk dari partai politik. Namun di sisi lain bidang telekomunikasi juga menyimpan banyak persoalan.
Trubus mengambil contoh bagaimana Johnny G Plate, menkominfo sebelumnya ditunjuk karena posisinya sebagai Sekjen Partai Nasdem. Kemudian, suksesor Plate seorang Budi Arie yang dekat dengan Jokowi, terang dia.
“Dalam arti memang dialah (Budi Arie) tulang punggungnya di lapangan yang selama ini dianggap sukses mengangkat Pak Jokowi, termasuk keluarganya, termasuk Gibran yang sekarang,” jelas Trubus.
Ketua Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menyatakan Kominfo terlihat ingin lepas tangan atas lumpuhnya server pada PDNS 2 Surabaya.
Baca Juga: Indonesia Hadapi Perang Siber
“Di mana hal ini terlihat saat konferensi pers pertama kali yang dipimpin oleh kepala BSSN seolah-olah yang bersalah dalam mengelola PDN adalah BSSN padahal BSSN bahkan tidak dimintai pertimbangan saat Kominfo melakukan desain PDN,” kata Pratama saat berbincang dengan Bloomberg Technoz, Kamis.
Ia juga memandang bahwa Kominfo melempar kesalahan kepada tenant (lembaga yang menyewa) yang tidak memiliki backup data yang sebelumnya telah tersimpan di PDNS. Mestinya secara mandatori backup diperlukan.
“Dan yang seharusnya yang melakukan backup data di PDN adalah pengelola PDN dalam hal ini Kominfo dibantu oleh pihak vendor,” kata dia.
Lemahnya kinerja Kominfo memunculkan kesan bahwa Kementerian ini tidak mengangap penting implemetasi keamanan data di PNDS hingga terhindar dari risiko serangan siber, termasuk dari grup ransomware Brain Cipher, jelas Pakar digital forensik Ruby Alamsyah.
Rabu kemarin Jokowi tidak menjawab atas pernyataan media atas desakan Budi Arie mundur, dengan hanya bilang, “semua sudah dievaluasi.”
Budi saat dikonfirmasi atas adanya desakan mundur dari jabatan resign, Budi hanya menjawab singkat, “No comment, kalau itu hak masyarakat,” belum lama ini.
(wep)
