Logo Bloomberg Technoz

Nadira mengatakan, perusahaannya telah menjalankan kegiatan operasional sesuai rencana dan target. Adaro akan mengoptimalisasi tambang-tambang yang dikelolanya dan fokus memenuhi permintaan pelanggan yang telah memiliki kontrak jangka panjang. Meski demikian, Adaro tetap memantau perkembangan pasar, termasuk kebijakan dan rencana Pemerintah India.

“Kami akan memaksimalkan upaya untuk fokus pada segala sesuatu yang dapat kami kontrol seperti  keunggulan operasional bisnis untuk memastikan efisiensi biaya, pencapaian target perusahaan dan mempertahankan kinerja yang solid,” tutur dia.

Batu bara untuk listrik (Sumber: Bloomberg)

Apa yang disampaikan oleh Nadira sejalan dengan yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia.

Dia mengatakan, India masih menjadi negara tujuan ekspor potensial batu bara Indonesia. Menurut dia, kebijakan pembatasan impor oleh pemerintah India tak akan berpengaruh signifikan terhadap ekspor RI ke negara Asia Selatan itu.

"Kami melihat pasar India masih cukup prospektif, karena kualitas batu bara Indonesia itu sangat bagus untuk di-blend. Kami juga melihat permintaan [batu bara] dari India masih cukup tinggi," kata Hendra kepada Bloomberg Technoz, Rabu (4/5/2023).

Hendra berpendapat sulit bagi India untuk membatasi atau bahkan menghentikan impor batu bara termal. Sebab, kualitas batu bara termal India tergolong rendah lantaran menghasilkan abu sisa hasil pembakaran atau ash yang cukup tinggi. Batu bara dengan kualitas tersebut tidak memenuhi standar industri pengolahan logam dan mineral atau metalurgi.

"Sementara itu, untuk [industri] metalurgi India juga perlu impor [batu bara], bahkan makin banyak," ujar dia.

Menurut dia,  berdasarkan data-data yang dipelajari oleh APBI, permintaan impor batu bara oleh India masih cukup bagus. Hal ini terjadi meski dalam beberapa tahun terakhir India berhasil meningkatkan pertumbuhan produksi batu bara. AKan tetapi, kebutuhan di negara tersebut jauh lenih besar. Mereka butuh batu bara untuk pembangkit listrik khususnya di daerah pesisir India.

"Selain itu, kapasitas logistik India dari tambang ke pembangkit juga masih belum mencukupi," ujar dia.

Pemerintah India memang berencana untuk membatasi impor batu bara termal. Rencana tersebut sejalan dengan rekor lonjakan produksi domestik yang menembus 892 juta ton pada 2022. Realisasi produksi batu bara termal India pada tahun lalu melesat dari capaian sebanyak 778 juta ton pada 2021. Bahkan, menurut taksasi International Energy Agency (IEA), produksi batu bara Negeri Bollywood bakal pecah rekor sebanyak lebih dari 1 miliar ton pada 2025.

(tar/frg)

No more pages